Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nayoko Wicaksono
Co-Founder & Chief Executive Officer

A seasoned Data-Driven Culture Strategist, specializing in designing and facilitating transformative, data-centric experiences for organizations. With a proven track record in empowering organizations to embrace data science, I accelerate the adoption process by bridging the gap between technical expertise and business needs. Through bespoke workshops and training sessions, I enable companies to harness the power of data analytics and create a culture of informed decision-making.

kolom

Etika dalam AI: Menerapkan Prinsip Etis untuk Mengatasi Kekhawatiran

Kompas.com - 14/05/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA semakin menyadari betapa seringnya berinteraksi dengan Artificial Intelligence (AI) dalam kehidupan sehari-hari.

Mulai dari rekomendasi acara favorit di Netflix hingga saran tempat pemesanan perjalanan online dari Google, AI telah membawa kemudahan dalam hidup kita.

Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa 91 persen perusahaan ingin berinvestasi di AI.

AI bukanlah entitas futuristik yang misterius - pada dasarnya, ia hanyalah sebuah alat. Namun, dengan semakin canggihnya tugas AI, penting bagi kita untuk memikirkan dampak etis dari penggunaannya.

Alangkah lebih baik jika kita memastikan bahwa penggunaan teknologi ini dilakukan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab.

Apa itu etika AI?

Etika AI adalah seperangkat prinsip moral yang sangat penting untuk memandu dan memberikan pedoman pada pengembangan dan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Saya dan Anda pasti merasakan kemampuan teknologi AI yang semakin luar biasa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia.

Namun, penting bagi kita untuk memastikan bahwa penggunaan AI dilakukan secara etis dan bertanggung jawab.

Tanpa adanya etika AI, dikhawatirkan adanya potensi pelanggaran yang terjadi karena penggunaan teknologi ini akan semakin meningkat.

Oleh karena itu, akan lebih baik jika dibuatkan etika AI untuk membantu memastikan bahwa organisasi atau siapapun yang kelak menggunakannya mengikuti pedoman yang benar.

Bagi saya, etika dalam penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) adalah tentang memastikan bahwa penggunaan AI dilakukan secara adil dan merata bagi semua orang.

Terlepas dari popularitas kemajuan teknologi AI, kita tidak boleh melupakan bahwa manusia-lah yang bertanggung jawab dalam memprogram dan melatih AI untuk melakukan tugas-tugas yang kompleks.

Sebagaimana manusia pada umumnya, para AI Engineer juga bisa memiliki prasangka yang memengaruhi hasil akhir dari teknologi AI. Karenanya, sangat penting untuk memastikan bahwa penggunaan AI dilakukan secara etis dan bertanggung jawab.

Ini berarti bahwa kita harus memperhatikan bagaimana AI digunakan dan siapa yang memperoleh manfaat darinya, dan juga memastikan bahwa teknologi AI tidak digunakan untuk tujuan yang merugikan.

Apa masalah utama dalam Etika AI?

Saat teknologi semakin maju, kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih juga dapat menimbulkan masalah etika.

Masalah-masalah etika terkait AI dapat sangat beragam, tergantung pada industri, konteks, dan dampak yang dapat ditimbulkan. Beberapa masalah utama dalam etika AI yang seringkali ditemukan meliputi:

Bias AI

Ketika saya mendalami tentang kecerdasan buatan (AI), saya menemukan fakta bahwa AI dapat menunjukkan bias terhadap kelompok tertentu. Hal ini disebabkan oleh kurangnya representasi data yang baik dalam pembangunan AI.

AI yang tidak dilatih dengan baik cenderung menunjukkan bias terhadap minoritas atau kelompok yang kurang terwakili dalam data.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya membangun AI dengan representasi data yang seimbang dan melatih AI dengan benar untuk menghindari bias yang tidak diinginkan.

Salah satu contoh yang cukup terkenal adalah kasus Amazon pada 2018. Pada saat itu, Amazon diketahui telah mengembangkan sistem AI untuk membantu dalam proses seleksi calon karyawan.

Namun, sistem tersebut kemudian dihentikan karena ditemukan adanya bias gender yang signifikan dalam algoritma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Internet
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

e-Business
Jadwal Maintenance 'Genshin Impact' 24 April, Siap-siap Ada Karakter Baru Arlecchino

Jadwal Maintenance "Genshin Impact" 24 April, Siap-siap Ada Karakter Baru Arlecchino

Game
'Free Fire' Rilis Update Patch Naga, Ada Karakter Baru Kairos dan Bisa Lawan Naga

"Free Fire" Rilis Update Patch Naga, Ada Karakter Baru Kairos dan Bisa Lawan Naga

Game
Telkomsel, XL, Indosat Catatkan Kenaikan Trafik Data Selama Lebaran 2024

Telkomsel, XL, Indosat Catatkan Kenaikan Trafik Data Selama Lebaran 2024

e-Business
Bukan Cuma di AS, TikTok Juga Diributkan di Eropa

Bukan Cuma di AS, TikTok Juga Diributkan di Eropa

e-Business
Setelah 48 Tahun, Prosesor Game Legendaris Zilog Z80 Akhirnya Pamit

Setelah 48 Tahun, Prosesor Game Legendaris Zilog Z80 Akhirnya Pamit

Hardware
Black Shark Umumkan Smartwatch Tangguh GS3, Punya Bodi Metalik dan Kokoh

Black Shark Umumkan Smartwatch Tangguh GS3, Punya Bodi Metalik dan Kokoh

Gadget
Starlink Gandeng Provider Internet di Indonesia

Starlink Gandeng Provider Internet di Indonesia

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com