Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ransomware LockBit 3.0 yang Diduga Serang BSI dan Cara Kerjanya

Kompas.com - Diperbarui 16/05/2023, 09:44 WIB
Zulfikar Hardiansyah

Penulis

KOMPAS.com - Pada 8 hingga 11 Mei 2023, layanan dari bank BSI (Bank Syariah Indonesia) mengalami gangguan yang membuat sejumlah nasabah tidak bisa melakukan transaksi di kantor cabang, ATM, hingga BSI Mobile.

Masalah BSI error ini sontak membuat publik geger. Sejumlah pihak menduga apabila BSI gangguan disebabkan oleh serangan Ransomware LockBit 3.0.

Baca juga: Hacker Spesialis Ransomware Klaim Jadi Dalang BSI Down dan Ancam Sebar Data Nasabah

Dugaan penyebab BSI error itu salah satunya muncul dari twit akun dengan handle @darktracer_int, yang aktif melakukan melaporkan aktivitas peretasan.

Pada Sabtu lalu (13/5/2023), akun tersebut mengungkapkan terdapat peretas yang menggunakan Ransomware LockBit 3.0 untuk menyerang layanan BIS dan membuatnya mengalami gangguan.

Dalam gambar yang diunggah Dark Tracer, hacker mengaku telah mencuri sekitar 1,5 TB (terabyte) data yang ada di dalam sistem bank. Data tersebut diklaim terdiri dari data 15 juta nasabah dan karyawan.

Data tersebut meliputi nomor HP, alamat, nama, informasi dokumen, jumlah saldo bank, nomor kartu, transaksi yang dilakukan, dsb), dokumen finansial, legal, NDA (kontrak kerja bank/non-disclosure agreement), dan kata sandi (passwords) semua layanan internal dan eksternal yang ada di bank.

Selain menyebutkan data apa saja yang sudah dicuri, hacker juga mengancam bakal membocorkan data nasabah. Hacker meminta pihak BSI untuk menghubungi para peretas dalam waktu 72 jam untuk menyelesaikan masalah.

Melihat dugaan ini, lantas sebenarnya apa itu Ransomware LockBit 3.0 yang diklaim menyebabkan BSI gangguan? Bila tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, berikut adalah penjelasan mengenai Ransomware LockBit 3.0.

Apa itu Ransomware LockBit 3.0?

Ransomware merupakan perangkat lunak berbahaya atau malicious software (malware) yang dapat menyerang perangkat dengan mengunci (mengenkripsi) data atau file di dalamnya. Ransomware punya beberapa tipe atau jenis, salah satunya LockBit 3.0.

LockBit 3.0 adalah Ransomware penerus generasi “LockBit” sebelumnya, yaitu LockBit dan LockBit 2.0. Saat awal kemunculannya, LockBit dikenal juga dengan “ABCD” Ransomware atau “.abcd virus”.

LockBit pertama muncul pada 2019. Kala itu, LockBit disebut sebagai “.abcd virus” karena nama tersebut mengacu pada nama ekstensi file yang digunakan untuk mengunci atau mengenskripsi file korban.

LockBit memiliki spesialiasi untuk menyerang perangkat-perangkat pada organisasi, perusahaan, dan lembaga pemerintah. LockBit telah menyerang organisasi besar di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Tujuan penyerangan LockBit tak lain tak bukan adalah untuk mendapatkan uang dengan meminta tebusan kepada target atau korban. Saat data di perangkat korban berhasil dikunci, penyerang yang memakai LockBit bakal meminta sejumlah tebusan.

Jika korban membayarnya, penyerang atau peretas bakal memberikan kode untuk mendekripsi (membuka kunci) pada data-data yang terkunci di sistem komputer. Dalam melakukan penyerangan, peretas tidak bekerja sendirian.

Dikutip dari Makeuseof, LockBit beroperasi dalam bentuk Ransomware-as-a-Service (RaaS), yang mana peretas dan pengembang LockBit saling bekerja sama. Peretas membayar akses ke jenis Ransomware tertentu yang dibuat pengembang.

Baca juga: Persebaran Ransomware Naik 180 Persen, Target Utamanya Pengguna Windows

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com