Selain menyebutkan data apa saja yang sudah dicuri, hacker juga mengancam bakal membocorkan data nasabah.
Hacker meminta pihak BSI untuk menghubungi para peretas dalam waktu 72 jam untuk menyelesaikan masalah. Jika tidak, data nasabah yang akan menjadi taruhannya.
“Untuk seluruh nasabah dan mitra perusahaan yang mengalami pencurian data. Jika Bank Syariah Indonesia menghargai reputasi, nasabah, dan mitra perusahaan, mereka akan menghubungi kami dan (data) Anda tidak akan terancam,” ancam sang peretas.
“Jika tidak, kami merekomendasikan Anda untuk berhenti bekerja sama dengan perusahaan ini,” tutup pesan tersebut.
Meski pihak BSI menemukan sistemnya mengalami serangan siber, Direktur BSI Herry Gunardi mengeklaim seluruh data dan dana nasabah tetap aman.
Menurut Herry, BSI tengah melakukan mitigasi atas segala kemungkinan untuk memastikan keamanan data nasabah.
“Kami sebagai pengelola keuangan nasabah sudah tentu memastikan kepada nasabah dan stakeholder bahwa data dan dana nasabah dalam kondisi baik dan aman di BSI,” jelas Hery dalam konferensi di Wisma Mandiri Thamrin, Jakarta, Kamis (11/5/2023) lalu.
BSI juga terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK)), Bank Indonesia (BI), pemegang saham, dan pihak lainnya.
“Terkait dugaan adanya seragan siber, pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik,” tambah Hery.
Kemudian, Herry juga memastikan bahwa BSI akan terus meningkatkan keamanan siber, sedangkan pihak perseroan bakal menerapkan prosedur operasi standar (standard operating procedure/SOP) keamanan siber yang sesuai ketentuan dari OJK.
"Kami menerapkan dan senantiasa meningkatkan cybersecurity yang sejalan dengan ketentuan regulator,” pungkas Herry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.