KOMPAS.com - ChatGPT telah menyita perhatian publik sejak diluncurkan pada sekitar akhir tahun lalu. Publik dibuat kagum dengan kemampuannya dalam memberikan tanggapan atau jawaban. Namun, di sisi lain, tak sedikit pula pihak yang khawatir dengan ChatGPT.
Kekhawatiran publik itu muncul terutama pada isu keamanan privasi pengguna. Pada sekitar akhir Maret 2023, pemerintah Italia bahkan sempat mengeluarkan kebijakan pemblokiran sementara pada ChatGPT, meski sedang telah diizinkan kembali.
Baca juga: Cara Mudah Menggunakan ChatGPT OpenAI di HP dan Laptop
Pemblokiran itu dilakukan salah satunya karena Otoritas Perlindungan Data Italia menilai bahwa ChatGPT mengumpulkan data pribadi pengguna secara tidak sah. Aksi pengawasan terhadap cara kerja ChatGPT dalam mengumpulkan data tak hanya dilakukan Italia.
Setelah Italia, otoritas Uni Eropa dan Kanada juga turut melakukan pengawasan dan investigasi tentang bagaimana cara ChatGPT mengumpulkan data yang berpotensi mengancam privasi pengguna.
Untuk diketahui, ChatGPT merupakan program chatbot artificial intelligence (AI) berbasis language model terlatih buatan OpenAI. Pengguna bisa berinteraksi dengan ChatGPT layaknya sedang chatting atau mengobrol dengan sesama manusia.
Program chatbot AI itu dapat menanggapi berbagai perintah atau pertanyaan pengguna. Dalam memberikan tanggapan ke pengguna, ChatGPT telah dilatih dengan sekumpulan data (dataset) dalam skala sangat besar.
Namun, Open AI merahasiakan data mana saja yang yang telah digunakan untuk melatih ChatGPT. Meski informasi itu tak dipublikasi, dalam unggahan di blog resmi OpenAI, perusahaan menjelaskan ChatGPT dilatih dengan tiga jenis data dari sumber yang beragam.
Adapun tiga jenis data untuk melatih ChatGPT itu adalah data yang tersedia secara publik di website atau internet, data yang telah dilisensikan perusahaan dari pihak ketiga, dan data yang diberikan oleh pengguna dan pelatih AI.
Cakupan data tersebut sangat luas dan tanpa disengaja bisa mengandung data pribadi pengguna. Namun, OpenAI sendiri mengeklaim bahwa mereka tidak secara aktif mengoleksi data pribadi pengguna untuk melatih ChatGPT.
Data pribadi dari berbagai sumber yang muncul dalam tanggapan ChatGPT bisa saja tepat, tetapi bisa juga tidak akurat. Dengan adanya pengawasan dari berbagai pihak, OpenAI akhirnya merilis layanan untuk menghapus data pribadi di ChatGPT atau mengoreksinya.
Baca juga: Perkembangan ChatGPT hingga Bisa Menjalankan Berbagai Tugas Seperti Sekarang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.