Meta kena dua pukulan telak. Induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram ini kena denda sebesar 1,3 miliar dollar AS (Rp 19,3 triliun) dan dilarang memindahkan data pengguna dari Eropa.
Meta dikenai denda karena melanggar undang-undang data privasi pengguna (GDPR) di Uni Eropa. Salah satu petinggi Uni Eropa mengatakan bahwa Facebook (anak perusahaan Meta) menyimpan data pengguna Eropa di server perusahaan di Amerika Serikat.
Praktik tersebut adalah tindakan yang ilegal dan telah dilakukan selama bertahun-tahun. Hal ini membuat data pengguna Facebook yang berasal dari Eropa berisiko diintip oleh AS.
Selain menjatuhkan denda, Uni Eropa juga meminta Meta untuk segera menghentikan proses transfer data pribadi pengguna Eropa di AS dan menghapus data-data yang sudah dikirim dalam kurun waktu enam bulan.
Selengkapnya bisa disimak di artikel "Dua Pukulan untuk Meta, Kena Denda dan Dilarang Kirim Data dari Eropa".
Perusahaan ACSI melakukan survei untuk melihat merek smartphone apa yang digandrungi konsumen Amerika. Berdasarkan hasil surveinya, Apple menjadi merek smartphone paling favorit di Negeri Paman Sam.
Menurut riset ACSI berjudul "Wireless Phone Service and Cell Phone Study 2022-2023", Apple meraih skor 81/100, naik satu poin dibanding skornya di tahun lalu yaitu 80/100.
Hal ini disebut ACSI menjadi indikasi bahwa konsumen menilai performa Apple lebih baik. Merek smartphone lainnya yang juga disukai oleh orang AS yaitu Samsung. Namun skor Samsung dalam riset ACSI 2022-2023 sama seperti skor tahun lalu, yaitu 80/100.
Selain Apple dan Samsung, ada dua merek lain yang juga banyak digemari warga Amerika. Apa saja? Daftar lengkapnya bisa disimak di artikel "Ini Dia, 4 Merek Smartphone Favorit Orang Amerika".
Pemerintah Amerika Serikat (AS) diketahui telah memblokir sejumlah perusahaan asal China untuk tidak berbisnis, berinvestasi, dan menjual produk buatan mereka di dalam negeri. Beberapa yang terdampak adalah Hikvision, Huawei, DJI, dan lain sebagainya.
Perusahaan asal China ini diduga melakukan operasi ilegal yang bisa mengancam keamanan nasional AS. Nah, kini giliran pemerintah China melakukan serangan balik dan melakukan hal serupa seperti apa yang dilakukan AS.
Pemerintah China, melalui regulator internet China (Cyberspace Administration of China/CAC), memblokir salah satu perusahaan asal AS yang bernama Micron.
Micron dikenal sebagai salah satu perusahaan pembuat chip terbesar di AS. Perusahaan ini membuat beberapa komponen inti, seperti memori (RAM) serta media penyimpanan (storage) untuk laptop (PC) dan smartphone, dan perangkat elektronik lainnya.
Apa alasan China? Selengkapnya bisa disimak di artikel "China Balas Pemblokiran Huawei dan DJI, Chip Buatan AS Haram Dipakai".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.