Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trend Micro Ungkap 5 Serangan Siber yang Bakal Marak di Indonesia

Kompas.com - 25/05/2023, 13:01 WIB
Bill Clinten,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyedia layanan keamanan siber (cyber security) Trend Micro merilis survei terbarunya berjudul "Cyber Risk Index" untuk wilayah Indonesia pekan ini. 

Survei tersebut meneliti sejumlah responden dari berbagai perusahaan dalam enam bulan terakhir di 2022. Laporan tersebut berisi tentang risiko keamanan siber dan bagaimana sebuah perusahaan mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi segala ancaman siber.  

Salah satu yang dipaparkan dalam survei ini adalah lima serangan siber yang menurut para responden, akan populer dan sangat menjadi ancaman siber bagi perusahaan di Indonesia dalam 12 bulan ke depan.

Salah satu yang paling banyak dijawab responden adalah jenis serangan siber yang bisa mengunci data perusahaan dengan meminta uang sebagai tebusan untuk membebaskan data tersebut, alias ransomware

Vice President South East Asia and India Trend Micro, Nilesh Jain mengatakan bahwa ransomware sendiri belakangan memang sangat populer.

Baca juga: 5 Serangan Ransomware Terbesar, Ada yang Minta Tebusan Rp 1 Triliun

Bahkan di Indonesia, lanjut dia, menjadi salah satu dari tiga negara teratas di Asia yang marak dijadikan target ransomware. 

Sebagaimana hasil jajak pendapat Cyber Risk Index, Nilesh juga memprediksi bahwa ransomware akan semakin marak di masa depan. Hal ini dipicu oleh kegiatan digital transformasi yang dilakukan oleh para perusahaan untuk mempermudah kebutuhan konsumennya. 

"Ke depannya, serangan ransomware diprediksi akan semakin marak di Indonesia karena banyak perusahaan yang berlomba-lomba melakukan digitalisasi sistem perusahaan mereka," jelas Nilesh kepada KompasTekno dalam sebuah konferensi pers yang digelar Trend Micro di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (24/5/2023). 

Jenis serangan siber yang akan marak di 1 tahun ke depan di Indonesia.Trend Micro Jenis serangan siber yang akan marak di 1 tahun ke depan di Indonesia.

"Digitalisasi ini tentunya memicu banyak orang melakukan segalanya melalui internet, dan ini, diiringi dengan perkembangan ekonomi, kemudian akan menjadi celah untuk membuat cuan, terutama bagi para pelaku ransomware," imbuh Nilesh.  

Baca juga: Melihat Kembali Kehebohan Serangan Ransomware WannaCry di Indonesia 6 Tahun Lalu

Selain ransomware, empat jenis serangan siber yang akan populer di Indonesia dalam satu tahun ke depan, berdasarkan tingkat atau jumlah banyaknya serangan, adalah crypto-mining, business email compromise (BEC), exploit of vulnerability, dan phishing

Crypto-mining adalah jenis serangan yang bisa mencuri mata uang kripto, lalu BEC adalah jenis serangan yang bisa mengelabui pengguna dengan iming-iming profit di suatu email bisnis dan pekerjaan.

Kemudian exploit of vulnerability adalah serangan siber yang mengandalkan celah (bug) dari beragam software, dan phishing adalah penipuan yang berasal dari tautan (link) palsu yang sudah didesain untuk mengincar sistem atau data target.

Gelar "roadshow" untuk tingkatkan awareness

Laksana Budiwiyono, Country Manager, Indonesia, Trend Micro (kiri) dan Nilesh Jain, Vice President, Southeast Asia & India, Trend Micro (kanan) dalam konferensi pers ?Risk to Resilience World Tour? yang digelar di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (24/5/2023).KOMPAS.com/Bill Clinten Laksana Budiwiyono, Country Manager, Indonesia, Trend Micro (kiri) dan Nilesh Jain, Vice President, Southeast Asia & India, Trend Micro (kanan) dalam konferensi pers ?Risk to Resilience World Tour? yang digelar di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Nah, untuk mencegah suatu individu atau perusahaan terkena serangan siber, Trend Micro menggelar acara keliling dunia alias "roadshow"  berjudul "Risk to Resillience World Tour". 

Ajang ini akan mengundang sekaligus mengedukasi para pebisnis dan pelaku industri supaya bisa meningkatkan keamanan perusahaan mereka demi mencegah berbagai ancaman siber di masa depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com