KOMPAS.com - Apple pekan ini resmi memperkenalkan Vision Pro, sebuah kacamata (headset) yang memiliki kemampuan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR).
Perangkat perdana Apple di bidang AR dan VR ini tentunya akan menjadi kompetitor dari perangkat serupa bikinan induk Facebook, Instagram, WhatsApp Meta, yaitu headset VR dari lini Quest Series.
Untuk "menyambut" kompetitor baru ini, CEO Meta, Mark Zuckerberg baru-baru ini menggelar sebuah rapat dengan para karyawan Meta.
Menurut pria yang akrab disapa Zuck tersebut, Vision Pro bisa saja menjadi perangkat futuristik yang berguna di masa depan.
Baca juga: Vision Pro Resmi, Headset AR Pertama Apple yang Manusiawi
Namun, alat tersebut tidak sesuai dengan apa yang Zuck inginkan, terutama apabila berbicara soal impian dan tujuannya di bidang AR dan VR.
"Vision Pro bisa saja merupakan alat futuristik yang mendefinisikan cara baru menggunakan komputer. Sebab, Apple hanya menunjukkan kegunaan Vision Pro lewat orang yang duduk di kursi sendirian melakukan berbagai hal. Namun, ini bukan yang saya mau," ucap Zuck.
"Visi kami di bidang AR dan VR adalah supaya pengguna bisa berinteraksi satu sama lain lewat metaverse dengan cara baru. Selain itu, perangkat kami juga bertujuan supaya pengguna bisa melakukan beragam aktivitas 'secara nyata' tanpa harus keluar rumah," tambah Zuck.
Selain tidak sesuai dengan visi Meta, Zuck juga menilai bahwa Vision Pro juga tak dibekali dengan teknologi baru yang "belum pernah" ditelusuri Meta. Artinya, teknologi yang diadopsi Vison Pro kemungkinan sudah mereka pelajari pula sebelumnya.
Zuck juga menyebut headset AR dan VR tersebut tak punya keunggulan yang dimiliki perangkat milik Meta, yaitu harga perangkat yang terjangkau.
Headset VR terbaru Meta Quest 3 yang diumumkan beberapa hari lalu, misalnya, dibanderol dengan harga 500 dollar AS (sekitar Rp 7,4 juta). Di sisi lain, Vision Pro dijual dengan harga 3.500 dollar AS (sekitar Rp 52 juta).
"Kami memastikan bahwa produk kami dijual dengan harga terjangkau supaya bisa diakses banyak orang. Dan ini terbukti karena kami hingga saat ini sudah menjual hingga puluhan juta unit headset VR Meta Quest," klaim Zuck.
Baca juga: Headset VR Meta Quest 3 Meluncur, Harganya Rp 7 Jutaan
Zuck juga menyebut Vision Pro sangat boros dalam konsumsi daya. Sebab, pengguna diharuskan untuk memakai baterai dan kabel daya (power) yang harus dicolokkan ke sumber aliran listrik setiap saat secara bersamaan.
Terlepas dari beragam keunggulan dan visi seputar headset VR ini, Zuck mengatakan bahwa ia sangat antusias menyambut kompetisi lewat kehadiran produk baru bikinan Apple ini.
"Saya belum tahu betul bagaimana pengalaman saya dan pengguna lainnya ketika memakai Vision Pro, karena saya memang belum mencobanya sendiri," ucap Zuck, sebagaimana dikutip KompasTekno dari TheVerge, Jumat (9/6/2023).
"Namun melihat visi mereka yang dibawa melalui Vision Pro, saya semakin bersemangat dan optimis bahwa hal yang kami lakukan selama ini bermakna dan akan berhasil di masa depan. Ini akan menjadi perjalanan (kompetisi) yang menyenangkan," pungkas Zuck.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.