Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

XL Pakai Axis untuk Sasar Anak Muda

Kompas.com - 14/06/2014, 15:23 WIB
Oik Yusuf

Penulis

KOMPAS.com - Usai mengakuisisi operator seluler Axis, XL Axiata memiliki rencana jangka panjang menyatukan kedua merek. Karena, mengelola sebuah merek tunggal dinilai lebih mudah.

Meski demikian, nama Axis tidak akan langsung hilang dalam waktu dekat melainkan tetap dipertahankan untuk sementara.

“Soalnya, kami lihat brand Axis ini tetap relevan untuk segmen konsumen muda. Kami coba dulu untuk sementara,” ujar Direktur Service Management XL Ongki Kurniawan ketika mendampingi rombongan uji jaringan XL Net Rally 2014 dalam perjalanan ke Yogyakarta, Kamis lalu.

Ongki mengaku pihaknya bakal memakai Axis dalam usaha merangkul konsumen baru di kalangan muda yang dianggap sudah akrab dengan brand tersebut. “Kami coba pakai untuk eksploitasi segmen anak muda, untuk memperluas market share,” lanjutnya.

Cegah kanibal

Lalu, bagaimana caranya agar produk dari XL dan Axis tidak saling “kanibal” alias berkompetisi secara langsung karena berada pada posisi serupa di pasar?

Ongki mengatakan bahwa kejadian “saling memakan” antara dua brand milik satu perusahaan adalah risiko yang tidak bisa dihindari, seperti dilihatnya dari yang terjadi pada operator seluler lain yaitu Telkomsel dan Indosat.

Namun, dia juga mengatakan bahwa pihaknya memiliki strategi tersendiri untuk memerkecil persinggungan pasar XL dan Axis, yaitu dengan membidik wilayah berbeda sesuai dengan area kelebihan masing-masing.

“Untuk nation wide, kami masih pakai XL, sementara untuk derah-daerah khusus kita push Axis… Kami sudah memetakan daerah-daerah di mana Axis kuat,” kata Ongki, seraya menambahkan bahwa ada 20 kota utama yang dijadikan target pemasaran Axis, di mana merek itu sudah mantap bercokol.

Desember nanti, XL memiliki target menggabungkan pelanggan Axis dalam satu jaringan. Proses migrasi yang tengah berjalan itu akan dihentikan sementara menjelang Lebaran agar tak mengganggu kenyamanan pelanggan Axis selama musim mudik.

“Standarnya dua minggu kita hentikan aktivitas besar yang berpotensi mengganggu, istilahnya freeze network. Setelah Lebaran akan kita kejar lagi untuk selesaikan target migrasi,” jelas Ongki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com