Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upah Pembatik Tak Setara Hasil Karyanya

Kompas.com - 06/01/2011, 11:01 WIB

KOMPAS.com - Maulvia (20) tersenyum cerah pada Kamis (16/12/2010) lalu. Hari itu adalah hari gajiannya. Setelah mengantongi Rp 105.000 sebagai upahnya membatik selama enam hari, perempuan yang akrab disapa Mia ini juga menerima tas bingkisan dari PT Kao Indonesia. Isi tas itu macam-macam, dari sabun, shampo, pembalut, hingga cairan pencuci batik.

Mia adalah salah satu pembatik di Rumah Batik Cahyo di Desa Setono, Pekalongan, yang antara lain membuat batik pesanan dari Edward Hutabarat. Desainer ini banyak melakukan perjalanan eksplorasi ke kota-kota batik atas biaya PT Kao Indonesia, sebagai bagian dari kampanye "Cintaku Pada Batik Takkan Pernah Pudar".

Tak banyak perempuan muda yang masih bersedia menggeluti dunia batik seperti Mia. Mereka bukannya sama sekali tak paham tentang batik, karena kesibukan membatik sudah biasa terlihat di tiap-tiap rumah tangga. Namun membatik memang bukan pekerjaan yang mudah. Butuh ketelitian, kesabaran, dan ketahanan fisik untuk menciptakan sehelai kain batik tulis. Bayangkan, mereka harus duduk selama 8-12 jam sehari, tanpa bersandar.

Selain itu, upah membatik juga kurang begitu menggembirakan. Mia, misalnya, setelah empat tahun membatik, upahnya Rp 17.500 per hari. Jumlah ini bisa naik seiring dengan meningkatnya kemampuannya membatik. Sedangkan di Rumah Batik Liem Ping Wie di kawasan Kedungwuni menerima antara Rp 15.000, Rp 20.000, hingga Rp 25.000 per hari, tergantung kemampuannya.

"Dulu di kampung (sebelum bergabung di Batik Cahyo, RED), upah saya Rp 11.000," ujar Mia, yang saat ini bekerja mulai pukul 04.00 - 16.00.

Pembatik umumnya masih menerima tunjangan berupa uang makan dan THR. "Uang makannya Rp 2.500 per hari, tapi saya kumpulkan dulu, dan baru dibagikan bersamaan dengan pembagian THR. Soalnya mereka itu tidak bisa menabung," ujar Liem Poo Hien, pengelola Batik Liem Ping Wie yang mempekerjakan sekitar 30 pembatik. Agar pembatik disiplin, Hien menerapkan aturan lain. "Mereka masuk mulai pukul 08.00 atau 08.30. Di atas jam itu, uang makan tidak diberikan."

Sulitnya regenerasi
Oleh karena itu, meskipun batik kini terangkat lagi pamornya, daya tarik sebagai pembatik -dalam hal ini batik tulis- tak otomatis terangkat. Apalagi, kota Pekalongan kini sudah makin berkembang. Mini market-mini market bermunculan di segala penjuru jalan, menawarkan lapangan pekerjaan baru yang lebih menjanjikan. Nur Cahyo, pemilik Batik Cahyo, memahami betul hal ini.

"Orang Pekalongan cinta batik, tapi juga butuh nafkah. Bagi mereka, kalau tidak bertahan jadi pembatik, lebih baik kerja di mini market," katanya.

 

Situasi ini bertambah sulit karena perempuan umumnya juga terjebak dalam siklus hidup yang sama. Begitu mereka menikah, lalu hamil, banyak di antara mereka yang memutuskan berhenti membatik. "Akhirnya harus regenerasi lagi, cari pembatik yang lain, entah teman-teman atau saudara-saudaranya," papar Cahyo.

Demi mempertahankan kelestarian batik dan kesejahteraan para pembatiknya, bapak dua anak ini berusaha menjaga hubungan yang baik dengan para pembatiknya. Ia sadar, batik adalah suatu kerja tim, sehingga tidak ada satu pihak yang lebih berperan daripada yang lain. "Batik itu kayak main layangan, harus tarik-ulur. Sifatnya ngemong. Kita butuh satu sama lain. Jadi saat memperlakukan pembatik, saya tidak bisa terlalu keras, juga tidak terlalu lunak."

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Game 'GTA 6' Dipastikan Meluncur September-November 2025

    Game "GTA 6" Dipastikan Meluncur September-November 2025

    Game
    Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

    Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

    Software
    Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5'S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

    Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5"S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

    Gadget
    Game PlayStation 'Ghost of Tsushima Director's Cut' Kini Hadir di PC

    Game PlayStation "Ghost of Tsushima Director's Cut" Kini Hadir di PC

    Game
    iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

    iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

    Gadget
    Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

    Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

    e-Business
    Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

    Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

    Internet
    Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

    Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

    Gadget
    Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

    Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

    e-Business
    Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

    Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

    Gadget
    Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

    Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

    Gadget
    5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

    5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

    e-Business
    Epic Games Gratiskan 'Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition', Cuma Seminggu

    Epic Games Gratiskan "Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition", Cuma Seminggu

    Game
    Motorola Rilis Moto X50 Ultra, 'Kembaran' Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

    Motorola Rilis Moto X50 Ultra, "Kembaran" Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

    Gadget
    Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

    Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

    e-Business
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com