Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INDUSTRI KECIL

Knalpot Purbalingga Terkendala Logam

Kompas.com - 24/02/2011, 03:43 WIB

PURBALINGGA, KOMPAS  - Sentra industri kecil knalpot di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, kini sulit bertahan akibat terkendala bahan baku logam. Kenaikan harga bahan baku yang mencapai tiga kali lipat sejak awal tahun memaksa sejumlah perajin mengurangi produksi. Sejumlah perajin lain bahkan memilih gulung tikar.

Wachyono (43), salah satu perajin knalpot di Bojongsari, Purbalingga, Selasa (22/2), mengatakan, harga drum bekas dan pelat besi serta seluruh bahan yang berkualitas dari besi lapis stainless steel dan galvanis, yang merupakan bahan baku pembuat knalpot, sudah sebulan terakhir meroket tajam.

Dia mencontohkan, harga drum bekas pada akhir Desember masih berkisar Rp 50.000 sampai Rp 60.000 per buah, tetapi kini melonjak menjadi Rp 90.000 sampai Rp 100.000 per buah. Bahan baku ini biasa didatangkan dari Banten dan Bekasi. ”Banyak logam bekas yang katanya dikumpulkan dan dijual ke luar negeri. Ini membuat pemasok drum bekas kehabisan barang. Kami pun sulit berproduksi,” tuturnya.

Wachyono mengatakan, pada kondisi biasa, dia dan lima karyawannya mampu membuat 400 knalpot per bulan. Namun, dua bulan terakhir mereka hanya membuat 200 knalpot. Padahal, keuntungan sudah ditekan hingga 70 persen.

Sarno (50), perajin knalpot lainnya, mengatakan, omzetnya terus merosot. Pada tahun lalu, dia mampu meraup rata-rata hampir Rp 8 juta per bulan, tetapi kini hanya Rp 4 juta per bulan.

Meskipun demikian, peluang pasar knalpot produksi perajin logam di Purbalingga dinilai masih prospektif. Ketua Koperasi Perajin Knalpot Braling, Muhadjirin, mengatakan, potensi pasar knalpot masih cukup besar untuk konsumsi domestik. Bahkan, jika kualitas produknya dapat diperbaiki sesuai dengan standar internasional, produk tersebut bisa menembus pasar mancanegara.

Dia mencontohkan, sebagian besar kebutuhan bengkel knalpot yang menyediakan jasa perbaikan dan ganti sarang knalpot yang tersebar di Kota Semarang dan kota-kota besar lain di Jawa Tengah dipasok oleh para perajin knalpot Purbalingga. ”Kualitas dan desain knalpot Purbalingga memang lebih baik,” ujarnya.

Agus Admaja, pemilik PT Fan Folker Enterprises Purbalingga, mengatakan, tiga tahun lalu, jumlah perajin knalpot di wilayah ini mencapai 500 industri, tetapi setengah tahun terakhir tinggal 150 industri.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Purbalingga Bambang Dwi Sumarsono menilai, industri knalpot prospektif. Walaupun sulit menembus pasar ke agen tunggal pemegang merek, permintaan untuk pasar domestik tinggi. (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com