Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Elektronik dan Ponsel China Merajalela

Kompas.com - 20/02/2012, 08:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Impor produk elektronik China yang setiap tahun mengalami kenaikan sulit untuk dibendung. Apalagi pengusaha menilai berbagai kebijakan pemerintah menjadikan produksi elektronik di dalam negeri menjadi mahal dan tidak efisien.

Data sementara dari Kementerian Perindustrian menunjukan bahwa sepanjang periode 2007-2011, impor produk elektronik dari China mengalami pertumbuhan 51,4 persen. Impor produk elektronik China sendiri didominasi oleh notebook (laptop) dan telepon seluler yang harganya jauh lebih murah ketimbang produk sejenis dari negara lain.

Pada 2011, impor produk elektronik mencapai US$ 5,77 miliar, naik dari tahun 2010 yang sebesar US$ 5,07 miliar. Impor laptop memberi kontribusi terbesar yaitu senilai US$ 1 miliar atau naik 15,04% dari tahun sebelumnya. Sedangkan impor telepon seluler mencapai US$ 929,01 juta turun 40,79%. Namun impor produk elektronik lainnya mayoritas mengalami kenaikan seperti radio, telegraf, hardisk dan berbagai komponen komputer.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), Ali Soebroto mengatakan lonjakan impor elektronik merupakan konsekuensi dari kerjasama ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) yang memberlakukan bea masuk 0%. Terutama untuk produk laptop dan telepon seluler, Ali mengatakan hampir semuanya memang diimpor.

Dengan belum adanya hambatan non tarif seperti safe guard dan bea masuk anti dumping, impor laptop dan telepon seluler dari China meningkat tajam. "Dengan bea masuk 0% tidak ada lagi industri di dalam negeri yang bisa lahir dan tumbuh," kata Ali, Minggu (19/2).

Di sisi lain, biaya produksi di dalam negeri terus mengalami peningkatan. Hal itu disebabkan oleh sejumlah kebijakan pemerintah seperti pengecualian kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) dalam fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP), aturan kawasan berikat dan kenaikan UMK yang terlalu tinggi. Dengan biaya produksi yang mahal, maka memproduksi elektronik di Indonesia dianggap tidak efisien. Hal itu akan semakin mendorong lonjakan impor dari China.

Ag Rudyanto, Ketua Electronic Marketer Club (EMC) menilai keunggulan produk elektronik China, karena pabrik di China bisa memenuhi permintaan produk dengan kualitas tertentu dengan harga murah. "China didukung dengan jumlah penduduk yang besar dan tenaga kerja murah," ujar Rudyanto.

Sebagai negara industri, Rudyanto mengatakan industri China didukung dengan berbagai insentif dan infrastruktur yang bagus. Mereka juga mampu melakukan alih teknologi secara cepat. Proses itu menurutnya sudah dibangun sejak lama dan sekarang China telah menikmati hasilnya.

Jika Indonesia ingin memiliki industri elektronik yang maju, Rudyanto bilang, sektor penyangga industri harus kuat yang didukung dengan industri komponen dan bahan baku. Pemerintah juga harus bersinergi dengan investasi yang sudah ada dan memanfaatkan sumber daya alam dan jumlah penduduk yang besar. (Sofyan Nur Hidayat/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laptop Microsoft Surface Pro Meluncur, Diklaim Lebih Jago dari MacBook Air M3

Laptop Microsoft Surface Pro Meluncur, Diklaim Lebih Jago dari MacBook Air M3

Gadget
Menjajal IQoo Z9x 5G, HP Menengah dengan Baterai 6.000 MAh

Menjajal IQoo Z9x 5G, HP Menengah dengan Baterai 6.000 MAh

Gadget
HMD Pulse Plus Business Edition Dirilis, Smartphone Bisnis 'Panjang Umur'

HMD Pulse Plus Business Edition Dirilis, Smartphone Bisnis "Panjang Umur"

Gadget
HP Vivo Y200T dan Y200 GT Meluncur dengan Baterai Jumbo 6.000 mAh

HP Vivo Y200T dan Y200 GT Meluncur dengan Baterai Jumbo 6.000 mAh

Gadget
Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Resmi Masuk Indonesia, Harga Mulai Rp 3 Jutaan

Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Resmi Masuk Indonesia, Harga Mulai Rp 3 Jutaan

Gadget
iQoo Neo 9S Pro Resmi, HP Android Dimensity 9300 Plus Rp 6 Jutaan

iQoo Neo 9S Pro Resmi, HP Android Dimensity 9300 Plus Rp 6 Jutaan

Gadget
Microsoft Luncurkan Laptop Surface Copilot Plus PC Pertama dengan Chip Snapdragon X Series

Microsoft Luncurkan Laptop Surface Copilot Plus PC Pertama dengan Chip Snapdragon X Series

Gadget
Apple Rilis iOS 17.5.1, Perbaiki Bug Penyebab Foto yang Sudah Dihapus Muncul Lagi

Apple Rilis iOS 17.5.1, Perbaiki Bug Penyebab Foto yang Sudah Dihapus Muncul Lagi

Software
Google, Meta, dan Microsoft Kembangkan 'SLM', Model Bahasa untuk Program AI Lebih Murah

Google, Meta, dan Microsoft Kembangkan "SLM", Model Bahasa untuk Program AI Lebih Murah

Software
Microsoft Umumkan Copilot+ PC, Standar Laptop dengan Dukungan AI

Microsoft Umumkan Copilot+ PC, Standar Laptop dengan Dukungan AI

Gadget
Bos Google Mengaku 'Kecepetan' Rilis Kacamata Pintar Google Glass

Bos Google Mengaku "Kecepetan" Rilis Kacamata Pintar Google Glass

Hardware
Ramai soal iPhone Terdaftar di Kemendikbud, Begini Penjelasannya

Ramai soal iPhone Terdaftar di Kemendikbud, Begini Penjelasannya

Gadget
Game Pesaing 'Mobile Legends' Rilis di Indonesia 20 Juni

Game Pesaing "Mobile Legends" Rilis di Indonesia 20 Juni

Game
Game 'PUBG Mobile' Bagi-bagi 9 Skin Permanen Gratis, Ada Kostum Baru Khusus Musim Ini

Game "PUBG Mobile" Bagi-bagi 9 Skin Permanen Gratis, Ada Kostum Baru Khusus Musim Ini

Game
Uni Eropa Selidiki Facebook dan Instagram gara-gara Bikin Candu

Uni Eropa Selidiki Facebook dan Instagram gara-gara Bikin Candu

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com