Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Indonesia, Twitter Belum Efektif untuk Kampanye Politik

Kompas.com - 03/07/2012, 17:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Situs jejaring sosial kini mulai digunakan untuk kampanye politik di Indonesia. Twitter, menjadi jejaring sosial yang paling sering digunakan untuk menyampaikan misi politik karena basis aliran informasinya. Meski demikian, penggunaan Twitter sebagai kampanye politik dinilai belum efektif.

SalingSilang.com, yang selama ini sering melakukan penelitian percakapan sosial media di Indonesia menilai, Twitter telah menjadi denyut nadi sosial media di Indonesia. Karena itulah, para politikus ikut memanfaatkannya untuk berkampanye.

Menurut Chief Operating Officer SalingSilang Shafiq Pontoh, para politikus belum memanfaatkan Twitter dengan baik dan benar. "Mereka hanya menggunakan Twitter sebagai broadcast pesan, bukan untuk melakukan pendekatan dan melontarkan janji politik," kata Shafiq di Jakarta, Selasa (3/7/2012).

Contoh konkretnya bisa dilihat saat momen Pemillihan Gubernur Jakarta 2012 ini. Menurutnya, belum semua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta melontarkan kicauan dengan strategi yang tepat.

"Tadi pagi ada salah satu pasangan cagub-cawagub yang nge-tweet mau menggratiskan sekolah swasta. Mereka langsung mendapat sambutan yang negatif dari masyarakat," tambah Shafiq.

Janji-janji semacam ini dinilai tidak efektif jika dilontarkan di Twitter, yang mengakibatkan pasangan tersebut menjadi bulan-bulanan masyarakat. Jika melihat fakta tersebut, Shafiq menilai, kampanya politik di Indonesia masih paling efektif jika dilakukan dengan cara door-to-door.

Penggunaan situs jejaring sosial sebagai alat komunikasi politik mulai dipopulerkan oleh Barack Obama dalam kampanye pemilihan umum Presiden Amerika Serikat pada 2009 lalu. Sejak saat itu, barulah politikus lain dari berbagai negara meniru cara serupa untuk mengampanyekan misinya secara online
 
Situs teknologi CNet, memprediksi bahwa jejaring sosial akan sangat menentukan pemilu Presiden AS tahun 2012. Alasannya, situs jejaring sosial menjadi media kampanye paling efektif untuk mendulang massa di tengah makin mahalnya harga iklan di televisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com