Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grafik Produsen BlackBerry Terus Menurun

Kompas.com - 04/07/2012, 09:45 WIB

KOMPAS.com — Kondisi kurang baik sedang dialami produsen BlackBerry, Research in Motion (RIM). Dari berbagai sisi, posisinya kurang menggembirakan.

Analis Asymco Horace Dediu menjelaskan, kondisi produsen BlackBerry ini memang sedang terpuruk. Mulai dari laba yang kini sedang merugi, pengiriman unit ponsel yang terus merosot, hingga marjin operasi. Bahkan, RIM dikabarkan sedang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah karyawannya.

Awalnya, produsen BlackBerry ini selalu laris manis dalam menjual perangkat BlackBerry sejak akhir 2010 hingga awal 2011. Namun, setelah itu produsen BlackBerry ini selalu mengalami penurunan jumlah pengiriman unit, bahkan menurun tajam. Marjin operasionalnya pun merosot hingga minus 25 persen.

Sebenarnya, keterpurukan juga tidak hanya dialami oleh RIM. Nokia yang pada awalnya dianggap sebagai raja ponsel dunia juga sedang di ambang keterpurukan.

Analis John Gruber menganggap bahwa RIM tidak memiliki platform andalan lain selain BlackBerry OS yang lama. Sementara OS terbaru BlackBerry 10 ini juga malah ditunda peluncurannya.

Sedangkan Nokia juga mengalami hal yang sama. Penjualan ponsel dengan OS Windows Phone stagnan. Kini, Nokia juga tengah mempersiapkan "rencana B" bila proyek ponsel Windows Phone gagal.

Berikut grafis tentang kondisi vendor ponsel saat ini:

Grafis tentang pengiriman unit ponsel:
screen 1

 

Grafis tentang pengiriman unit ponsel RIM terhadap pasar:

screen 2

 Grafis tentang pendapatan dan marjin operasi dari beragam vendor:

screen 3

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com