Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telegram Diblokir di Indonesia, CEO Bilang Itu "Aneh"

Kompas.com - 14/07/2017, 20:58 WIB
Deliusno

Penulis

KOMPAS.com - Pavel Durov, CEO sekaligus pendiri Telegram, angkat suara soal pemblokiran layanan tersebut di Indonesia. Melalui akun resminya di Twitter, Durov mengungkapkan keheranannya.

Tak lama setelah berita soal layanan Telegram diblokir di Indonesia, pengguna Twitter dengan handle @auliafaizahr menginformasikan hal tersebut ke akun @durov.

"Dear papa @durov sudah mendengar Telegram akan diblokir di Indonesia? Saya akan sangat sedih jika hal itu terjadi," tulis @auliafaizahr.

Durov pun menjawab kicauan tersebut. Ia berkata aneh jika Telegram diblokir di Indonesia. Sebab, pihaknya belum mendengar permintaan apa pun dari pemerintah Indonesia. Durov kemudian berjanji untuk menindaklanjutinya.

"Itu aneh, kami tidak pernah menerima permintaan/komplain dari pemerintah Indonesia. Kami akan menyelidikinya dan membuat sebuah pengumuman," jawab Durov.


Jumat (14/7/2017) petang, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memerintahkan pemblokiran aplikasi Telegram di Indonesia.

Menurut pantauan, pemblokiran sudah terjadi di peramban desktop dan mobile. Aplikasi Telegram sendiri masih bekerja seperti biasa.

Pemerintah beralasan, pemblokiran itu dilakukan karena ditemukan banyak banyak kanal yang bermuatan propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan lain-lain yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com