Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meraup Duit Tambahan dari Layanan Bernilai Tambah

Kompas.com - 18/06/2009, 18:15 WIB

Oleh Dian Pitaloka Saraswati

PEKAN lalu para pengguna telepon seluler (ponsel) di Jakarta dan kota-kota satelitnya membanjiri Indonesia Celluler Show (ICS) 2009 di Jakarta Convention Centre Senayan Jakarta. Berbagai fitur, layanan, dan produk baru muncul di pameran yang berlangsung selama lima hari tersebut.

Para operator ponsel menawarkan beragam layanan bernilai tambah alias value added services (VAS), berupa teks, gambar, video, maupun games. VAS menjadi tambang duit karena tarifnya masih tinggi, yakni antara Rp 1.000-Rp 2.000 per konten. Jelas tarif setinggi itu lebih menggiurkan ketimbang tarif yang mereka pungut dari bisnis pesan singkat alias SMS.

Para operator tak cuma menjual VAS secara ketengan, tetapi juga secara langganan. Tarif yang mereka pancang beragam. Langganan ring back tones, sekadar contoh, bertarif antara Rp 5.000-Rp 6.000 per lagu untuk masa langganan selama satu bulan.

Makin laris, makin kecil

Ada dua alasan sehingga tarif VAS begitu mahal. Pertama, layanan tambahan itu membutuhkan investasi besar. Kedua, VAS melibatkan pihak ketiga, yakni content provider. Pendapatan yang terkumpul dari pelanggan harus mereka bagi dengan penyedia muatan layanan. Operator ponsel yang mapan seperti Indosat, Excelcomindo (XL), dan Telkomsel menggandeng sampai sekitar 85 content provider.

Saat ini tersedia sekitar 120 macam layanan VAS. Penambahan konten acap mengikuti tren atau peristiwa tertentu, seperti musim liburan sekolah, Natal, Lebaran, atau tahun baru.
Kontribusi VAS terhadap penerimaan operator memang tak terlalu signifikan, hanya antara 5% sampai 8% dari total pendapatan operator.

"Namun growth-nya bisa lebih dari 30% per tahun," kata VP VAS and New Services Exelcominda. I Made Harta Wijaya. Tahun lalu, pendapatan XL dari VAS mencapai Rp 658 miliar. Tahun ini XL menargetkan pertuinbuhan VAS 45%.

Imutnya kontribusi VAS juga terjadi di Indosat. Tahun lalu VAS hanya menyumbang sekitar 6% total pendapatan operator yang mayoritas sahamnya dimiliki Qatar Telecom itu. "Namun pertumbuhan pendapatan VAS sekitar 25% per tahun," kata Grup Head Gaming dan Content Indosat Judhy N. Adhitianto.

Oh, iya, porsi bagi hasil untuk operator juga tak mutlak. Semakin laris suatu konten, kian sedikit bagian yang dinikmati oleh operator. "Share kami tinggal 35%, jika pemasukan konten melampaui Rp 200 juta per bulan," kata Judhy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com