Jaringan FO berfungsi sebagai redundant atau back up untuk jaringan internasional yang dimiliki Indosat. Semua jaringan FO perusahaan ini sudah menggunakan sistem ring sehingga jika ada yang putus, akan langsung diambil alih oleh jaringan FO lain.
"Termasuk satelit yang paling sedikit gangguannya dibandingkan kabel laut," kata Prastowo. Satelit bisa menjadi back up jika FO mengalami gangguan, situasi di antaranya relatif tidak ada gangguan dibandingkan dengan kabel laut yang banyak halangannya.
Sinergi dua teknologi ini tampaknya merupakan senjata ampuh untuk mengikat kawasan Nusantara yang terpisah-pisah oleh lautan. Apalagi kedua backbone ini sudah menggunakan teknologi baru yang jika dibutuhkan bisa dilipatgandakan kapasitasnya.
Selain kedua jaringan yang menunjang di belakang, mereka juga sudah memperkenalkan teknologi baru menyangkut akses konsumen ke jaringan. Mereka baru saja memperkenalkan teknologi High-Speed Packet Access plus (HSPA+) yang akan semakin mempercepat komunikasi 3,5 G mereka.
Dalam demo mereka bulan lalu berhasil dicapai kecepatan unduh (download) 21 Mbps dan unggah (upload) daya hingga 5,8 Mbps yang memungkinkan pengiriman gambar bergerak. Ini merupakan peningkatan dari teknologi HSDPA yang kecepatan unduh maksimal hanya 14,4 Mbps dan unggah hanya 1,4 Mbps.
Peningkatan ini jelas akan sangat menghemat waktu menjelajah internet dan diharapkan penyumbatan di base transceiver station (BTS) juga makin berkurang.(AW SUBARKAH/KOMPAS)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.