Buat ekosistem sendiri
Sejak 2008, software JBatik mulai dijual. Versi komersialnya bernama JBatik Pro.
Namun, Nancy mengatakan, mayoritas pengrajin batik di Indonesia belum terbiasa menggunakan software. Hal ini jadi tantangan tersendiri.
Meski demikian, perlahan pengrajin batik mulai mau membeli software tersebut. Hingga saat ini, software JBatik Pro sudah terjual 400 unit software.
"Yang beli kebanyakan orang Indonesia. Tapi ada juga dari Inggris dan Swedia, tapi masih perorangan. Maklum satu software dihargai Rp 300.000," jelasnya.
Seperti kebanyakan pebisnis piranti lunak di Indonesia, Nancy melihat maraknya pembajakan sebagai salah satu tantangan yang cukup berat.
Hal itu yang membuat JBatik masih dijual secara terbatas. Yaitu, melalui outlet JBatik di Bandung atau pesan kirim via website.
Cara lain yang dilakukan Nancy dkk adalah membuat ekosistem bisnis sendiri. Cara ini mirip seperti yang dilakukan oleh Apple.
Caranya, JBatik membuat JBatik Academic Program. Di sini pengrajin akan mendapat pelatihan khusus cara membuat motif batik dengan software.
Dengan demikian, pembeli bukan hanya membeli software dalam kotak tapi juga mendapatkan pelatihan cara menggunakannya.