Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beli Saham Garuda, Perusahaan Nazaruddin Rugi Rp 30 Miliar

Kompas.com - 07/03/2012, 16:42 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembelian saham perdana PT Garuda Indonesia oleh lima anak perusahaan Grup Permai menimbulkan kerugian hingga Rp 30 miliar. Saham PT Garuda Indonesia yang sudah dibeli tersebut kemudian dijual sekitar pertengahan tahun lalu, atau setelah Direktur Pemasaran PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manulang, tertangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi.

Hal itu diungkapkan Direktur PT Exartech Technology Utama (salah satu anak perusahaan Grup Permai), Gerhana Sianipar, saat bersaksi untuk Muhammad Nazaruddin dalam persidangan kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (7/3/2012).

Pembelian saham PT Garuda Indonesia ini menjadi pangkal perkara dugaan pencucian uang yang juga menjerat Nazaruddin. Diduga, Nazaruddin menggunakan uang suap wisma atlet untuk membeli saham tersebut melalui lima anak perusahaan Grup Permai, perusahaan milik Nazaruddin.

Gerhana menuturkan, sebagian uang yang digunakan untuk membeli saham PT Garuda Indonesia itu berasal dari kas PT Exartech. Menurutnya, saat itu Yulianis, mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, memalsukan tanda tangan Gerhana agar dapat membeli saham atas nama perusahaan tersebut. Akibat uangnya digunakan untuk membeli saham, kata Gerhana, PT Exartech tidak dapat membayar agen-agennya.

"Secara finansial perusahaan dirugikan karena untuk membayar barang-barang agen, Rp 125 miliar, dipakai untuk beli saham," ungkapnya.

Gerhana pun melaporkan Yulianis ke Polda Metro Jaya atas tuduhan pemalsuan tersebut. Gerhana juga mengatakan kalau Grup Permai merupakan konsorsium. Orang yang menjadi bos konsorsium itu, menurut Gerhana, adalah Anas Urbaningrum, Muhajidin Nurhasyim, dan Yulianis. Namun, kata Gerhana, pembentukan konsorsium tersebut tidak ditetapkan secara tertulis.

Adapun Gerhana adalah saksi meringankan yang dihadirkan pihak Muhammad Nazaruddin. Sebelumnya, adik Nazaruddin, Muhajidin Nurhasyim, mengaku ditunjuk Anas sebagai pemilik konsorsium tersebut. Menurut Hasyim, pembelian saham PT Garuda Indonesia itu atas inisiatif Yulianis yang menjadi perpanjangan tangan Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com