Jakarta, Kompas -
Hal itu terungkap dalam hasil survei Asia Economy Hotel Research 2012 yang diselenggarakan Grup Accor. Survei dilakukan terhadap 845 responden dari delapan negara di Asia, termasuk 111 responden dari Indonesia.
Regional Director of Sales, Marketing and Distribution Accor Malaysia-Indonesia-Singapura Adi Satria, di Jakarta, Senin (26/11), mengemukakan, responden dari Indonesia menggunakan hotel ekonomi sebagai tempat untuk menginap selama liburan (41 persen) dan perjalanan bisnis (33 persen) dibandingkan dengan rata-rata persentase regional sebesar 42 persen dan 45 persen.
Pemilihan hotel ekonomi didorong oleh karakter konsumen yang sangat berhati-hati dalam mengeluarkan biaya. Sebanyak 53 persen pelancong lebih memilih hotel ekonomi berdasarkan harga yang kompetitif.
Hasil survei juga menunjukkan, konsumen Indonesia kini cenderung memesan hotel ekonomi secara dalam jaringan (daring) melalui situs web hotel (27 persen) atau agen perjalanan daring (28 persen).
Tren itu bergeser dibandingkan dengan 2-3 tahun lalu sewaktu pemesanan lebih banyak dilakukan melalui telepon atau kantor agen perjalanan.
”Tren ini sejalan dengan tren di negara-negara Asia lain bahwa pemesanan online berperan penting,” ujar Adi.
Meski demikian, pemilihan hotel ekonomi sangat memperhitungkan tingkat pelayanan. Indikator pelayanan yang paling diperhatikan konsumen adalah fasilitas kamar mandi baik (71 persen), sarapan gratis (62 persen), akses wi-fi gratis (57 persen), dan tempat tidur nyaman.
”Hotel dengan brand internasional lebih dipilih karena pelayanan dinilai lebih profesional dan fasilitas terbaik,” ujar Adi.
Ia menambahkan, hasil survei mendorong pihaknya untuk terus mengembangkan bisnis hotel ekonomi.
Grup Accor mereposisi hotel kelas ekonomi dengan brand Ibis Styles untuk hotel ekonomi premium, Ibis untuk hotel ekonomi, dan Ibis Budget untuk hotel ekonomi budget.