KOMPAS.com - Dengan berakhirnya paruh pertama tahun 2023, berbagai situs, media, dan kreator konten mulai membagikan daftar game paling baik serta paling mengecewakan, tepatnya yang diluncurkan dari bulan Januari hingga Juni 2023.
Salah satunya adalah situs ulasan game, film, dan serial televisi bernama Metacritic. Situs ini pada dasarnya mengumpulkan dan merangkum ratusan ulasan game dari berbagai situs berita, seperti IGN dan GamesRadar+.
Setelah dirangkum, berbagai skor yang diberikan situs berita tersebut dikonversi menjadi angka baru, dari 0 hingga 100.
Baca juga: Daftar Game Terbaik Paruh Pertama 2023 Versi OpenCritic, Ada Zelda dan Resident Evil 4
Lantas, apa saja game yang gagal "melampaui" ekspektasi kritikus pada paruh pertama 2023? Berikut daftarnya.
1. The Lord of the Rings: Gollum
Permainan yang dirilis di PC, PS5, PS4, Xbox Series X/S, dan Xbox One ini mengusung mekanisme gameplay stealth ala "Hitman" atau "Dishonored". Sehingga, pemain akan banyak bersembunyi dari musuh sambil berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Di situs Metacritic, permainan stealth ini mendapatkan skor 34. Dari 52 ulasan kritikus, sebanyak 42 ulasan di antaranya bernada negatif, 10 bersifat bercampur-aduk (mixed), dan 0 bernada positif.
Sebagai contoh, media game IGN memberikan skor 4/10 untuk "Gollum". Dalam ulasannya, IGN menghujani kritik untuk mekanisme permainannya. Sistem gameplay menyusup (stealth) dinilai terlalu sederhana, karena pemain bisa mudah melewati musuh begitu saja tanpa tantangan.
Baca juga: Daftar Game Gratis Xbox Game Pass Juli 2023, Ada GTA 5
Kritik yang sama juga dibahas oleh situs Eurogamer. Mereka juga sering menemukan celah kerusakan (bug) dalam berbagai adegan. Dengan begitu, kritikus kerap kali harus mengulang game dari checkpoint terakhir atau bahkan mengulang satu chapter secara keseluruhan.
"Greyhill Incident" menceritakan Ryan Baker, protagonis permainan yang mesti menyelamatkan tetangganya di tengah invasi alien dan UFO.
Sehubungan dengan itu, Ryan bakal menggunakan tongkat bisbol dan pistol revolver dengan amunisi terbatas untuk melawan para alien.
Pada saat yang bersamaan, Baker akan mengungkap konspirasi alien yang selama ini disembunyikan oleh pemerintah.
Game yang mengambil sudut pandang orang pertama (first person) ini memperoleh skor 37 di situs Metacritic. Dari 8 ulasan, ada 6 ulasan negatif, 2 ulasan "mixed", dan 0 ulasan positif.
Menurut situs IGN (memberi skor 3/10), tidak ada aspek positif yang bisa "menyelamatkan" game ini. Salah satu komponen yang dikritik adalah dialognya, yang disebut sangat jelek seolah-olah ditulis oleh chatbot kecerdasan buatan (AI).
Di sisi lain, situs TheGamer (skor 3/10) mengajak pemain untuk menghindari "Greyhill Incident". Hal ini disebabkan oleh mekanisme menyusup (stealth) yang mengesalkan.
Alien bisa mendengar semua gerak-gerik pemain kecuali saat berjongkok. Bila ketahuan, alien tersebut selalu bisa mengejar pemain karena mereka memang dilengkapi kecepatan berjalan yang lebih bagus daripada punya pemain.
3. Loop8: Summer of Gods
"Loop8" adalah permainan bergenre Japanese Role-Playing Game (JRPG) dengan mekanisme turn-based. Jadi, pemain akan melancarkan serangan berdasarkan giliran ala seri "Persona".
Uniknya, game ini mengutamakan fitur hubungan persahabatan dengan karakter lain dalam pertarungan. Lemah kuatnya pemain ditentukan oleh baik atau buruknya hubungan dengan teman-teman tersebut.
Adapun permainan yang dibesut oleh SIEG Games ini hanya berhasil mengumpulkan skor 49 di situs Metacritic. Dari 9 ulasan, sebanyak 4 di antaranya berbunyi negatif, 5 bernada "mixed", dan 0 bersifat positif.
Baca juga: Daftar Game Gratis PS Plus Juli 2023, Ada Call of Duty: Black Ops Cold War
Situs ulasan khusus game RPG, RPG Site (skor 4/10), mengatakan bahwa "Loop8" penuh dengan ide yang cemerlang.
Hanya saja, eksekusinya bisa dikatakan "gagal total". Misalnya dari gameplay-nya yang membosankan, karena pemain bakal banyak sekali berbincang dengan karakter lain.
Interaksi yang membosankan juga dibahas oleh situs Siliconera (4/10). Sampai-sampai, Siliconera menyebut bahwa bagian paling menarik dari karakter "Loop8" bukan terletak di kepribadiannya, melainkan terbatas pada desainnya saja.
4. Clive 'N' Wrench
Platformer itu sendiri merupakan mekanisme game yang mengharuskan pemain bergerak dari satu tempat (platform) ke tempat lain, seperti game "Super Mario Odyssey" atau "Sonic Frontiers".
Nah dalam game ini, pemain bakal bermain sebagai seekor kelinci bernama Clive, dan monyet kecil bernama Wrench yang "bergelantungan" di belakang Clive. Keduanya harus pergi melintas waktu untuk mengejar Dr Daucus yang jahat.
Nantinya, Clive dan Wrench bakal menelusuri 11 dunia berbeda dalam periode waktu atau zaman yang berbeda-beda, mulai dari zaman es prasejarah hingga zaman modern.
Di situs Metacritic, permainan platformer tersebut mendapatkan skor 50. Ada 10 kritikus yang mengulas game ini, yang mana 4 di antaranya memberi ulasan negatif, 5 memberi ulasan "mixed", dan 1 kritikus membuat ulasan positif.
Situs berita Nintendo Life (skor 3/10) mengatakan bahwa game ini sangat mengecewakan, meski awalnya memiliki potensi untuk menjadi game yang baik.
Rasa kekecewaan ini disebabkan oleh visual game yang tidak bagus, proses loading yang marak terjadi, dan kontrol yang membuat frustrasi.
Sementara, situs Worth Playing (5/10) mengatakan bahwa berbagai aspek dari game ini kurang berkualitas, misalnya dari segi bug. Pemain seolah-olah bisa menembus tembok sehingga membuat game tidak imersif.
5. Crime Boss: Rockay City
Pasalnya, game aksi dalam dunia terbuka (open-world) ini membintangi sejumlah aktor populer seperti Chuck Norris dan Michael Rooker. Namun rupanya, deretan aktor tersebut tidak mampu membuat game ini menjadi bagus di mata kalangan kritikus.
Menilik Metacritic, skor permainan yang tersedia di PC, PS5, dan Xbox Series X ini hanya "mentok" di angka 52 saja. Ada 34 kritikus yang mengulas, dengan distribusi 10 ulasan negatif, 22 ulasan "mixed", dan 2 ulasan positif.
Menurut situs Game Informer (skor 3/10), "Crime Boss: Rockay City" menjadi bukti nyata bahwa kehadiran pemeran selebritas tidak bisa menutupi game yang tidak menyenangkan. Disebut begitu karena game ini repetitif, membosankan, dan memiliki banyak bug.
Salah satu bug disebut mengesalkan karena bisa mengakhiri permainan begitu saja. Hal ini pastinya membuat frustrasi, mengingat "Crime Boss" merupakan game roguelike.
Adapun game roguelike mengharuskan pemain untuk mengulang dari awal game jika "darah" atau hit points (HP) mencapai nol. Mekanisme ini berbeda dengan "Game Over" pada umumnya, karena roguelike sejatinya tidak memiliki sistem checkpoint atau file save.
Berpindah ke situs NME (4/10), "Crime Boss" disebut lebih banyak menghabiskan bujet untuk musik berlisensi dan aktor kawakan, ketimbang untuk pengembangan game itu sendiri.
Mereka mengatakan bahwa game ini memiliki ide-ide yang bagus, tetapi semuanya itu ditutupi oleh penulisan plot yang jelek, sistem penembakan senjata yang "amburadul", dan koleksi senjata api yang membosankan.
Termasuk kelima game di atas, berikut daftar game paling mengecewakan pada paruh pertama 2023, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Metacritic, Selasa (11/7/2023):