Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hacker Brain Cipher Minta Indonesia Sadar "Cybersecurity", Seberapa Lemah Keamanan Siber Indonesia?

Kompas.com - 05/07/2024, 09:03 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia mengalami banyak kasus kejahatan siber (cybercrime), mulai dari kasus kebocoran data, phising, hingga yang terbaru adalah serangan ransomware ke server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Surabaya.

Serangan ini menjadi pukulan tersendiri bagi industri keamanan siber di Indonesia. Kasus ini juga mendapatkan sorotan media asing populer, seperti The Washington Post, The Register, dan Associated Press (AP), sehingga juga menjadi perbincangan internasional.

Bahkan, hacker Brain Cipher yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ransomware ke PDN Indonesia, meminta agar pemerintah meningkatkan keamanan siber di Indonesia.

Lantas, sebenarnya bagaimana posisi Indonesia di kancah keamanan siber global?

Menurut data situs National Cyber Security Index (NCSI), indeks keamanan siber Indonesia berada di peringkat ke-49 dari total 176 negara yang terdaftar dalam lis. Adapun skor keamanan siber Indonesia adalah 63,64 poin.

Baca juga: Hacker PDN: Semoga Indonesia Sadar Pentingnya Keamanan Siber dan SDM Kompeten

Indeks keamanan siber Indonesia berada di peringkat ke-49 dari total 176 negara yang terdaftar dalam lis. Adapun skor keamanan siber Indonesia adalah 63,64 poin.
National Cyber Security Index Indeks keamanan siber Indonesia berada di peringkat ke-49 dari total 176 negara yang terdaftar dalam lis. Adapun skor keamanan siber Indonesia adalah 63,64 poin.
Dengan skor tersebut, indeks keamanan siber Indonesia menempati peringkat ke-5 se-ASEAN. Keamanan siber Indonesia masih kalah dari Malaysia, Singapura, Thailand, dan seri dengan Filipina.

Sebagai gambaran, berikut peringkat serta skor indeks keamanan siber 10 negara ASEAN dikancah internasional, dikutip KompasTekno dari halaman resmi NCSI, Jumat (5/7/2024).

  • #22 Malaysia - skor 79,22 poin
  • #31 Singapura - skor 71,43 poin
  • #45 Thailand - skor 64,94 poin
  • #48 Filipina - skor 63,64 poin
  • #49 Indonesia - skor 63,64 poin
  • #88 Brunei Darussalam - skor 41,56 poin
  • #93 Vietnam - skor 36,36 poin
  • #120 Kamboja - skor 23,38 poin
  • #135 Laos - skor 18,18 poin
  • #152 Myanmar - skor 10,39 poin

Indeks keamanan siber Indonesia membaik

Indeks keamanan siber Indonesia ini sebenarnya naik signifikan semenjak 2019. Menurut data NCSI, indeks keamanan siber Indonesia berada pada peringkat ke-110 pada 2019.

Pada periode Januari 2021 hingga April 2023, indeks keamanan siber Indonesia berada di rentang posisi ke-70 hingga ke-90.

Pada akhir April 2023, indeks keamanan siber Tanah Air naik signifikan ke peringkat 46. Per Agustus 2023, Indonesia menempati ranking ke-49.

Indeks keamanan siber NCSI ini memberikan gambaran seberapa matang atau baik keamanan siber di suatu negara berdasarkan beberapa indikator.

NCSI menggunakan 12 indikator di antaranya seperti kebijakan keamanan siber; pendidikan dan pengembangan profesional di dunia siber; penelitian dan pengembangan keamanan siber; keamanan siber di infrastruktur informasi kritis; respons insiden siber; manajemen krisis siber; hingga melawan kejahatan siber.

Semakin tinggi peringkat dan semakin besar skornya, maka secara teori, semakin baik dan matang pula keamanan siber negara tersebut.

Baca juga: Kominfo Akui Kunci dari Hacker Brain Cipher Bisa Buka Enkripsi Spesimen Data PDN

Hacker minta Indonesia tingkatkan keamanan siber

Pesan Brain Cipher Ransomware @stealthmole_int Pesan Brain Cipher Ransomware
Kelompok peretas (hacker) Brain Cipher diyakini bertanggung jawab atas serangan ransomware ke server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang berlokasi di Surabaya pada 20 Juni 2024.

Hacker Brain Cipher merilis dua pernyataan terbuka lewat sebuah dark web bernama ransomware live, kemudian di-screenshot dan diunggah oleh akun X (dulu Twitter) @stealhtmole_int.

Dalam pernyataannya, Brain Cipher mengaku melakukan serangan ransomware ke server PDNS 2 Surabaya sebagai Pentest (Penetration Testing), tidak ada motif politik.

Penetretion testing ini merupakan istilah yang merujuk kepada proses menguji keamanan sistem jaringan komputer dengan melakukan simulasi serangan siber. Tujuannya adalah untuk mencari kelemahan-kelemahan dalam sistem dan mencegah kemungkinan peretasan.

"Kami harap serangan kami membuat pemerintah sadar bahwa mereka perlu meningkatkan keamanan siber mereka, terutama merekrut SDM keamanan siber yang kompeten," tulis hacker Brain Cipher.

Dari kasus ini, hacker Brain Cipher ingin pemerintah Indonesia juga sadar bahwa data center (pusat data) merupakan industri berteknologi tinggi yang membutuhkan investasi besar.

Baca juga: Hacker Brain Cipher Janji Hapus Data PDN Indonesia, tapi Ada Syaratnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com