KOMPAS.com - Kelompok peretas (hacker) Brain Cipher diyakini bertanggung jawab atas serangan ransomware ke server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya pada 20 Juni lalu.
Hacker Brain Cipher merinci setidaknya tiga alasan atau motif utama mereka menyerang PDNS 2 Surabaya.
Pertama, serangan ransomware ini sebagai Pentest (Penetration Testing) alias uji keamanan semata, tidak ada motif politik.
Penetretion testing ini merupakan istilah yang merujuk kepada proses menguji keamanan sistem jaringan komputer dengan melakukan simulasi serangan siber. Tujuannya adalah untuk mencari kelemahan-kelemahan dalam sistem dan mencegah kemungkinan peretasan.
Alasan kedua, hacker Brain Cipher ingin pemerintah Indonesia sadar bahwa Indonesia perlu meningkatkan keamanan siber mereka, terutama merekrut SDM keamanan siber yang kompeten.
Ketiga, hacker Brain Cipher ingin pemerintah Indonesia juga sadar bahwa data center (pusat data) merupakan industri berteknologi tinggi yang membutuhkan investasi besar.
Ketiga alasan ini diungkap lewat dua pernyataan terbuka mereka sebuah dark web bernama ransomware live, kemudian di-screenshot dan diunggah oleh akun X (dulu Twitter) @stealhtmole_int.
Baca juga: Tepati Janji, Hacker Brain Cipher Kirim Kunci Enkripsi Ransomware PDN
Ransomware gang Brain Cipher announced they'll release decryption keys for free this Wednesday. They emphasized the need for cybersecurity funding and specialists. Apologies to Indonesia for the disruption. They request public acknowledgment of their decision. pic.twitter.com/FNNg0YsoAp
— Fusion Intelligence Center @ StealthMole (@stealthmole_int) July 1, 2024
"Brain Cipher" Distributes Decryption Keys for Free
They released an additional statement on their dark web site with answers to seven popular questions. It includes reasons for attacking the data center and thanking the citizens of Indonesia for their patience, among other… pic.twitter.com/ngv1HH848i
— Fusion Intelligence Center @ StealthMole (@stealthmole_int) July 3, 2024
Dengan adanya serangan ransomware ini, tak heran jika masyarakat mempertanyakan bagaimana sebenarnya kondisi infrastruktur dan besaran investasi Pusat Data Nasional Sementara di Indonesia ini?
PDN digunakan untuk menunjang kebutuhan membangun sistem elektronik, aplikasi, atau layanan institusi pemerintah yang terintegrasi. Sebelum adanya PDN, sistem elektronik instansi pemerintah pusat dan daerah masih berjalan sendiri-sendiri.
Kebutuhan pemenuhan PDN ini dilaksanakan langsung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
PDN hingga saat ini masih digarap di empat lokasi berbeda, yakni di kompleks perindustrian Deltamas Cikarang; kawasan Nongsa Digital Park Batam; Balikpapan, Kalimantan Timur; serta Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Semua pembangunan infrastruktur PDN ini ditargetkan akan rampung pada tahun ini.
Saat PDN tengah dibangun, untuk menyediakan sistem data yang terintegrasi dan mendorong migrasi ke Data Center, Kominfo turut menyelenggarakan PDN Sementara atau PDNS. Nah, PDNS inilah yang diserang ranswomware Brain Cipher.
Baca juga: Mengenal PDN yang Diserang Ransomware, Data Center Penting buat Sistem Elektronik Pemerintah
Pembangunan PDN terus digenjot pemerintah. Namun, detail soal infrasturktur dan sistem yang dipakai hingga kucuran anggaran untuk pembangun PDN ini minim.