Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Layanan Broadband

Palangkaraya Sekelas New York dan Paris

Kompas.com - 04/10/2010, 13:35 WIB

KOMPAS.com — Kehadiran layanan broadband seluler berbasis teknologi HSPA+ (high speed packet access) yang dapat memberikan kecepatan akses data hingga 21 Mbps di Palangkaraya menjadikan kota tersebut layak disandingkan tidak hanya dengan kota-kota besar lain di Indonesia, tetapi juga di dunia. Tidak semua kota besar di dunia terjangkau layanan internet secepat itu.

"Palangkaraya sekarang sekelas bahkan lebih baik daripada sejumlah kota besar di dunia. Tidak semua kota besar di dunia punya HSPA+. Di Amerika, tidak semua kota punya akses HSPA+ karena masalah keterbatasan frekuensi. Kini Palangkaraya sebanding dengan New York, Paris, Venesia, ... dan kota-kota besar lainnya di dunia," kata Dedi Suherman, General Manager Network Operation Telkomsel, saat pencanangan Palangkaraya sebagai Kota Broadband, Jumat (1/9/2010) di Palangkaraya.

Palangkaraya merupakan kota ke-25 yang dicanangkan Telkomsel sebagai kota broadband di Indonesia. Menurut Dedi, dengan menetapkan Palangkaraya sebagai kota broadband, Telkomsel telah berinvestasi agar jaringan dapat memenuhi kebutuhan layanan minimum yang diterima setiap pelanggan 256 Kbps. Meski demikian, jaringan disiapkan agar dapat melayani hingga 1 Gbps per pelanggan.

Meski demikian, kata Dedi, layanan broadband pada dasarnya bukan soal kecepatan akses semata. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana layanan broadband dapat menyediakan layanan sesuai kebutuhan beragam tipe konsumen, dari kebutuhan gaya hidup, produktivitas atau bisnis, hingga hiburan. Oleh karena itu, selain menyediakan infrastruktur, Telkomsel juga menyediakan pilihan paket data sesuai kebutuhan pengguna dan akses ke berbagai layanan dan aplikasi online.

Dari sisi teknologi, juga diterapkan solusi untuk mengoptimalkan akses bagi setiap pelanggan. Teknologi yang digunakan disebut end to end QoS (Quality of Services). Dengan teknologi ini, operator dapat mengendalikan kualitas akses setiap pelanggan sesuai aplikasi yang dijalankan.

"Teori 10-90 berlaku di broadband. Artinya, 10 persen pelanggan menghabiskan 90 persen bandwidth. Dengan end to end QoS, pelanggan yang hanya iseng browsing dan yang sedang download bisa di-manage lebih baik. Jika pelanggan akses Google atau buka video di YouTube, throughput-nya berbeda," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com