Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KESEHATAN

Tinggi, Kematian Bayi di Merauke

Kompas.com - 13/09/2011, 05:05 WIB

Merauke, kompas - Kematian bayi akibat kurang gizi dan penyakit di daerah pedalaman Merauke, Provinsi Papua, masih tinggi. Kondisi itu dipicu lingkungan hidup yang buruk sehingga bayi rentan terserang penyakit yang berujung kematian. Hal itu diperparah buruknya layanan kesehatan setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Merauke, Stevanus E Osok, di Merauke, Papua, Senin (12/9), menjelaskan, daerah pedalaman dengan tingkat kematian bayi tinggi adalah Kimmam (pulau di barat daratan Merauke), yakni sekitar 50 persen dari angka kelahiran. ”Derajat kesehatan di Kimmam sangat memprihatinkan. Kebanyakan bayi berumur 1 bulan hingga 1 tahun yang meninggal disebabkan penyakit diare, muntaber, dan sesak napas akibat infeksi saluran pernapasan akut. Penyakit itu dipicu kurang gizi dan lingkungan tempat tinggal yang buruk,” katanya.

Pada Agustus lalu, Stefanus baru saja berkeliling di daerah Kimmam dan melihat langsung kondisi tempat tinggal warga. Kebanyakan warga tidak memiliki tempat tidur sehingga tidur memakai alas seadanya di lantai tanah. Hal itu menyebabkan, bayi rentan terserang penyakit saluran pernapasan. ”Air bersih di daerah Kimmam juga sulit diperoleh warga sehingga menyebabkan bayi rentan terserang diare atau muntaber,” katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Merauke 2009, penyakit infeksi saluran pernapasan akut pada bayi berumur kurang dari satu tahun menempati peringkat pertama dengan jumlah penderita paling banyak di Merauke yakni 2.321 jiwa, disusul malaria 1.284 jiwa, dan diare 532 jiwa. Untuk anak umur 1-4 tahun, penderita penyakit infeksi saluran pernapasan akut 6.840 orang, malaria 2.398 orang, dan diare 852 orang.

Di Distrik Kimmam, jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan akut pada semua umur yakni 4.688 orang dan diare 2.878 orang. ”Di Kimmam ikan memang berlimpah, warga banyak konsumsi ikan. Tetapi itu tidak cukup untuk memenuhi gizi. Mereka kekurangan sayuran, buah, serta butuh banyak karbohidrat,” ujar Stevanus.

Untuk itu, setiap puskesmas pembantu akan diisi tenaga medis. Pemkab juga akan memberikan insentif bagi tenaga medis yang bertugas di daerah terpencil Rp 800.000-Rp 1 juta per bulan.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke, Adolf J Bolang, mengatakan, bagi masyarakat miskin seluruh biaya kesehatan ditanggung pemerintah. ”Bagi yang tidak memiliki kartu Jamkesmas bisa dijamin Jamkespa atau Jamkesda dengan syarat ada keterangan miskin dari distrik atau tokoh agama atau adat,” katanya. (RWN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com