Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Kelola Data SAP Bisa Hasilkan Prediksi "Real-Time"

Kompas.com - 29/09/2012, 23:51 WIB

SAPSuraj Pai, Vice President - Database & Technology, SAP South Asia, saat memberikan presentasi mengenai SAP HANA, Rabu (26/9/2012)

Jakarta, KOMPAS.com - Fenomena Big Data bisa saja mengancam pertumbuhan bisnis. Besarnya jumlah data yang dimiliki, membuat perusahaan harus mengeluarkan dana ekstra untuk membeli infrastruktur baru.

Seberapa besar data yang ada di dunia saat ini? Data yang ada bukan dalam hitungan satuan terabyte lagi, melainkan sudah mencapai zetabytes.

"Seberapa banyak Zetabytes tersebut? Analoginya begini, jika kita ingin menumpuk uang 1 dollar dari bumi, maka panjangnya akan mencapai planet Pluto," kata Suraj Pai, Vice President - Database & Technology, SAP South East Asia, saat berbincang dengan KompasTekno, Rabu lalu (26/9/2012).

Besarnya data yang ada saat ini ternyata banyak disumbang dari cara pengelolaan sebuah perusahaan terhadap data itu sendiri.

"Sekitar 80% perusahaan mengelola data dengan cara yang tidak terstruktur," lanjut Pai.

Apakah data yang begitu besar hanya mendatangkan masalah bagi perusahaan? Ternyata tidak. Menurut Pai, Big Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendatangkan keuntungan. Data-data yang ada tersebut dapat membantu perusahaan untuk mengambil keputusan dengan cara memprediksi hasil perusahaan di masa depan.

Sistem Analitik Prediksi dan SAP HANA

Database in-memory adalah sebuah pengelolaan database yang menggunakan memori utama (RAM) dari sebuah infrastruktur komputasi untuk menyimpan data.

Dibandingkan dengan proses penyimpanan data tradisional, database in-memory diterima dan diproses atau dianalisis secara real-time. Penggunaan RAM untuk melakukan proses data tersebut menjamin proses yang jauh lebih cepat dibandingkan cara yang ada selama ini.

SAP pun mengembangkan teknologi database in-memory sendiri. SAP mewujudkan teknologi tersebut dalam wujud platform High-Performance Analytic Appliance atau biasa disebut sebagai HANA.

Dengan cepatnya analisis yang disajikan oleh HANA, membuat SAP berani menjamin kalau sistem prediksi mereka mampu memberikan hasil secara real-time.

Menurut Pai, sudah banyak perusahaan di dunia yang sudah menggunakan sistem prediksi dari SAP ini. Salah satunya adalah sebuah rumah sakit kanker di Jepang.

"Data rumah sakit tersebut sangat banyak. Mereka harus menyimpan banyak sekali foto dan video operasi dalam kualitas HD. Dengan sistem prediksi ini, dokter rumah sakit bisa langsung menentukan tindakan apa yang bisa mereka lakukan," kata Pai.

Sistem akan langsung menganalisis semua data yang diperlukan. Kemudian, sistem akan memberikan hasil analisisnya, seperti separah apakah penyakit kanker yang diderita pasien rumah sakit tersebut.

Pai mengakui kalau belum ada perusahaan di Indonesia yang mengaplikasikan sistem analisis prediksi ini. Menurut Pai, banyak perusahaan yang telah berminat terhadap solusi dari SAP ini. Namun, perusahaan-perusahaan tersebut masih tidak tahu manfaat sistem tersebut.

"Sistem ini bisa bermanfaat untuk semua jenis perusahaan. Perbankan, contohnya. Bank bisa memanfaatkan sistem ini untuk produk peminjaman uang. Sistem analisis ini akan langsung mengecek latar belakang dari si calon nasabah dan bisa langsung memberitahu si pegawai bank hasilnya saat itu juga. Dengan ini, calon peminjam bisa langsung mengetahui, apakah Ia bisa meminjam uang di bank itu atau tidak, tanpa harus menunggu 2 hingga 6 hari. Dengan layanan seperti ini, konsumen pasti akan puas," tutup Pai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com