Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

CEO Unity Mundur, Buntut Kontroversi Biaya Pakai Engine Game

John mundur dari jabatan CEO sekitar sebulan setelah Unity menetapkan kebijakan baru. Kebijakan tersebut berkenaan dengan pembebanan biaya atas penggunaan mesin game atau engine buatan Unity oleh para pengembang (developer) game.  

Kebijakan ini sempat menjadi kontroversi. Para pengembang game merasa keberatan karena besaran biaya tersebut akan dihitung berdasarkan jumlah pemasangan (install) yang dilakukan oleh pemain di game tersebut.

Sebelum adanya kebijakan yang diumumkan pada 14 September 2023 ini, para pengembang game tidak dikenakan biaya sepeserpun untuk jumlah install dari game yang mereka buat dengan software Unity.

Meski kemudian kebijakan itu diubah, John memutuskan untuk mundur dari jabatan CEO Unity Technologies.

"Sebuah kehormatan memimpin Unity selama hampir satu dekade dan melayani semua pihak yang terkait dengan perusahaan ini. Saya berharap dapat mendukung Unity melalui transisi kepemimpinan ini, serta ikut serta dalam mensukseskan perusahaan di masa depan," kata John dalam sebuah pernyataan.

Selain meninggalkan jabatan CEO, John juga akan mundur dari jabatan Presiden dan jajaran direksi Unity, setelah kabar pengunduran dirinya diumumkan. 

Lead Independent Director Unity Board, Roelof Botha mengatakan bahwa untuk sementara waktu, posisi John akan digantikan oleh James Whitehurst, selagi Unity mencari Presiden dan CEO baru untuk beberapa waktu ke depan. 

Terkait John, Botha mengatakan bahwa mantan CEO Unity tersebut merupakan sosok yang berpengaruh bagi pengembangan perusahaan.

"John bergabung di jajaran direksi Unity pada 2013 lalu, kemudian masuk ke jajaran manajemen perusahaan pada 2014 pada saat kami menghadapi banyak kesulitan. Kehadiran John selama satu dekade terakhir ini membuat Unity berkembang sangat pesat dari berbagai aspek dan bidang bisnis," ungkap Botha. 

Terkait pengganti John yaitu Whitehurst, ia merupakan sosok yang cukup dikenal di bidang teknologi. Sebelum bergabung dengan Unity, Whitehurst sempat mengemban tanggung jawab sebagai Presiden IBM pada 2020-2021, serta Senior Advisor IBM pada 2021-2022. 

Kemudian, ia juga pernah menjabat President dan CEO Red Hat pada 2008-2022 lalu, dan sebelum ini ia sempat menggenggam jabatan sebagai Chief Operating Officer (COO) maskapai internasional Delta Airlines. 

"Saya bangga bergabung dengan Unity sebagai CEO dan Presiden di masa-masa sekarang. Dengan nama perusahaan yang sudah terkenal, saya percaya diri saya akan bisa memegang tanggung jawab dan membuat bisnis perusahaan berkembang dan menguntungkan di masa depan, tentunya dengan kerja sama berbagai pihak," jelas Whitehurst.

Kontroversi dan ubah kebijakan

Seperti disebutkan di atas, pengunduran diri John terjadi sekitar sebulan setelah Unity mengumumkan kebijakan baru terkait biaya yang akan dibebankan kepada para pengembang (developer) game yang menggunakan software alias mesin game Unity Engine.

Biaya ini awalnya akan dibebankan kepada para developer game setiap bulannya mulai 1 Januari 2024, dan besaran biaya ini akan dihitung berdasarkan jumlah pemasangan (install) yang dilakukan oleh pemain di game tersebut.

Menurut Unity, biaya "Unity Runtime Fee" yang dibebankan kepada para developer game ini, diperlukan untuk membuat teknologi yang ada di dalam software tersebut berkembang. 

Setelah mendapat banyak protes, Unity Technologies kemudian mengubah skema tarif pemakaian mesin (engine) mereka.

Perubahan skema tarif disampaikan oleh Presiden Unity Create, Marc Whitten dalam sebuah surat terbuka di blog resmi Unity.

Dalam surat ini, Whitten menyebut bahwa kini developer game yang menggunakan software Unity Personal (gratis), tidak akan dikenakan biaya bulanan (Runtime Fee), yang dihitung berdasarkan jumlah pemasangan (install).

"Paket Unity Personal kami tetap gratis, dan game yang dibuat dengan Unity Personal tidak akan dikenakan biaya bulanan," tulis Whitten.

Di skema baru, Unity juga akan meningkatkan batas pendapatan untuk game yang dibuat dengan Unity Personal, dari 100.000 dollar AS (sekitar Rp 1,5 miliar) menjadi 200.000 dollar AS (sekitar Rp 3 miliar).

Pengguna Unity Personal juga tidak diwajibkan untuk memasang layar splash (layar awal yang muncul ketika game dibuka) bertuliskan "Made with Unity" (Dibuat dengan Unity).

Berbeda dengan Unity Personal, pelanggan Unity Pro atau Enterprise tetap akan dikenakan biaya bulanan berdasarkan jumlah instal game.

Hal ini berlaku apabila developer sudah mendapatkan keuntungan mencapai 1 juta dollar AS (sekitar Rp 15,4 miliar) dan jumlah instal oleh pengguna baru mencapai 1 juta.

Hanya saja, kebijakan ini baru berlaku untuk versi terbaru Unity Long Term Support (LTS), yang diluncurkan pada 2024 mendatang dan tahun-tahun berikutnya.

Dengan kata lain, game yang sedang dikembangkan atau sudah diluncurkan menggunakan versi lawas Unity, tidak akan dikenakan Runtime Fee.

https://tekno.kompas.com/read/2023/10/10/15450037/ceo-unity-mundur-buntut-kontroversi-biaya-pakai-engine-game

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke