Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Susu Naik, Jatah Anak Dikurangi

Kompas.com - 15/07/2008, 20:07 WIB

JAKARTA, SELASA - Sejumlah ibu rumah tangga mulai mengurangi jatah susu anaknya menyusul kenaikan harga susu formula. Naiknya harga komoditi ini juga membuat sebagian orangtua mulai menggantikan susu sapi formula dengan susu kedelai dalam kemasan jadi.

"Saya tidak punya pilihan lain, kecuali mengurangi jatah susu buat anak saya," kata Ningsih (25), warga Jalan Inpres, Kota Tangerang, Banten. Biasanya, sebelum harga susu naik, ibu dari Sandi (2) memberikan jatah susu kepada anaknya tiga kali dalam sehari. Namun, kenaikan harga susu yang terjadi lebih dari sepekan terakhir membuat istri dari kuli bangunan ini terpaksa mengurangi jatah minum susu.

"Biasanya anak saya minum susu pagi, siang (sebelum tidur siang), dan malam hari. Tetapi, sekarang ini, Sandi saya hanya dijatah dua kali minum susu. Siang dan malam hari saja," kata Ningsih yang memilih memberi teh manis kepada anaknya pada pagi hari sebagai pengganti susu.

Lain lagi yang dilakukan Kardi (27), pekerja serabutan yang tinggal di Kelurahan Gagak, Ciledug Tangerang. Dengan pendapatan yang tergolong kurang untuk kebutuhan sehari-hari, dia memilih tetap memberikan susu kepada anaknya, Dinda (3).

"Anak saya masih membutuhkan gizi. Mau tidak mau saya harus tetap memberikan susu. Tetapi sekarang ini, saya ga mampu beli susu dus lagi. Soalnya mahal. Ya saya terpaksa beli susu kedelai yang sudah jadi," ujar Kardi yang terkadang diminta membersihkan kebun, menjaga rumah orang, atau membantu pekerja bangunan.

Naiknya harga susu tidak hanya dirasakan warga yang berpendapatan kurang dan pas-pasan. Yuni, pemilik usaha angkutan antar jemput anak di Tangerang mengatakan, sejak lebih dari sepekan dia harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bayinya yang berusia delapan bulan. Setelah harga susu naik, Yuni harus mengeluarkan uang untuk susu anaknya yang paling bungsu sebesar Rp 700.000 per bulan atau empat kaleng susu Promil Gold. Setelah harga susu naik, satu kaleng susu seharga Rp 175.000. Padahal, sebelumnya dia hanya mengeluarkan Rp 640.000 per bulan untuk empat kaleng susu atau Rp160.000 per kaleng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com