Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem E-Government Masih Jalan di Tempat

Kompas.com - 15/11/2008, 20:05 WIB

 

JAKARTA,SABTU--Sistem E-Government yang dicetuskan pemerintah tampaknya mandek. Banyak departemen yang sudah sadar bahwa transparansi kepada publik bisa dibuka melalui teknologi informasi yang disebut internet ataupun semua data telah terkoneksi dengan sistem jaringan.

Namun, banyak website yang jarang diperbarui dan pemerintah dinilai belum terlalu siaga dalam menghadapi hacking. Sistem keamanan informasi masih diragukan.

Technical Consultant Juniper Network Indonesia Irzan Mochamad mengatakan bahwa sudah besar keinginan pemerintah untuk menuju sistem E-Government yang terintegrasi namun implementasinya masih belum kelihatan. Sejumlah departemen dinilai sudah mulai melangkah maju dengan rutin memasukkan informasi-informasi terbaru dan menata jaringan, sementara yang lain belum merasa penting.

"Kalau misalnya website atau jaringan bisa dengan mudah dihack dan diisi informasi yang bermacam-macam oleh hacker, apa gunanya?" ujar Irzan di sela-sela Indonesia Hacking and Security Conference di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (15/11), yang diikuti oleh para pengamat dan pelaku IT dan pakar keamanan informasi.

Irzan mengatakan pembenahan bisa dimulai dengan memikirkan kembali kebijakan yang arahnya jelas. Depkominfo sebagai wasit diminta membuat panduan yang jelas arah dan teknis implementasinya. Selain itu, kualitas sumber daya manusianya yang mengelolanya juga menjadi kebutuhan penting.

"Dari Depkominfo sendiri harus mengeluarkan IT Policy yang seragam dilaksanakan oleh seluruh departemen. Kalau sekarang, menurut saya masing-masing departemen itu punya kebijakannya sendiri-sendiri, susah," ujar Irzan. Irzan mencontohkan, pemerintah Amerika Serikat memiliki panduan khusus mengenai IT yang wajib diikuti oleh semua elemen pemerintahan. Namun, Irzan juga tak heran sebab terkadang pembuat kebijakan juga memiliki pengetahuan yang terbatas dalam hal IT.

Perbaiki Sistem Keamanan

Dua hal mendesak yang perlu segera dipikirkan pemerintah adalah soal updating content dan keamanan jaringan. Sejumlah tindakan hacking terhadap website ataupun jaringan kantor-kantor pemerintahan telah terjadi. Pemerintah diminta membenahi infrastructure network dan server yang ada untuk mencegah hacking.

"Kalau saya, saya berusaha membatasi dari infrastructure networknya. Bagaimana kita mencegah supaya tidak ada gangguan ke dalam sistem kita. Di pintu depannya kita coba block," tutur Irzan. Selain itu, keamanan informasi juga harus dipelihara. Jika pemerintah menggunakan framework Network Adaptive Threat Management yang menggunakan kumpulan perangkat network security, seperti firewall, secure remote access, access control, IDP, management entry porting, dan intrution detection untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan, namun tak dimonitor dan dievaluasi, menurut Irzan sama sekali tak ada gunanya.

"Sudah dipasang terus kita nggak melakukan apa-apa dan berharap sistemnya berjalan sendiri. Itu nggak mungkin. Dari pengalaman saya, setelah dipasang ya kita monitor karena kan hacker juga pinter. Dia punya berbagai macam cara," ujar Irzan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Game
Google Umumkan Fitur Keamanan Baru di Android 15

Google Umumkan Fitur Keamanan Baru di Android 15

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com