Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mobile Broadband

Lonjakan "Gila" Trafik Data

Kompas.com - 24/11/2010, 14:50 WIB

KOMPAS.com — Dunia telekomunikasi kian melebarkan "sayap" tidak hanya pada sektor komunikasi lewat suara ataupun teks. Perpaduan antara telekomunikasi dan internet, seperti pernah diungkapkan Presiden Direktur Telkomsel Sarwoto Atmosutarno, akan menjadi tren menarik pada tahun ke depan.

Faktanya, menurut ABI Research, lalu lintas suara dan data pada akhir 2010 oleh pengguna mobile menghasilkan lebih dari 3,7 miliar gigabyte. Lima tahun kelak, pada 2015, diperkirakan akan mencapai 20,4 miliar gigabyte.

Jake Saunders, VP untuk Forecast, lembaga riset pada ajang Huawei Asia Pacific CTO Forum keempat yang berlangsung di Hongkong, tempo hari bilang, "Pada tahun 2012, sekitar 2,6 miliar gigabyte untuk trafik jaringan yang dihasilkan di wilayah Asia Pasifik akan melebihi gabungan total trafik jaringan mobile dari Eropa Timur, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika."

Indikasinya, menurut Suanders, "Semua orang menyukai ponsel pintar dan kemudahan yang ditawarkan seperti mengirim e-mail, menginstal aplikasi game, mengakses Facebook, dan mengikuti gosip bintang film favorit mereka di Twitter."

Jika melihat peningkatan lalu lintas ini, rasanya para operator (bersama pendukungnya) perlu melakukan persiapan optimal. Sebab, penggunaan industri seluler telah menampakkan perubahan yang signifikan. Huawei melihat pertumbuhan internet bergerak sangat membutuhkan ketersediaan dan koordinasi antara terminal, pipa, dan cloud platform yang juga tengah menjadi tren.

Tak heran jika Presiden LTE Network Product Line up Huawei Technologies, Weimin Ying, menyebutkan bahwa tanpa hal itu semua, produk bernama ponsel pintar atau tablet internet hanya akan menjadi sebuah alat atau mainan orang dewasa yang mahal semata. Dengan kata lain fungsinya tak bisa digunakan secara optimal.

"Industri mobile broadband sedang menghadapi masa transformasi yang menyeluruh. Layanan cloud computing akan semakin meningkat. Sementara konsumen memerlukan layanan dan mobilitas yang stabil. Karena itu, industri harus mampu mengatasi permintaan konsumen dan menampung layanan mobile broadband yang meningkat sampai 500 kali," ujarnya.

Lantas apa yang harus dilakukan operator di masa mendatang?

Ying menyebut tiga kunci utama, yaitu melakukan investasi ke teknologi terbaru seperti LTE secepatnya untuk meningkatkan efisiensi spektrum. Kedua, memperluas sumber spektrum. "Dan menyediakan infrastruktur yang tepat sehingga menjangkau ke daerah-daerah hotspot," ujarnya.

Lonjakan pemakaian jaringan seluler untuk kebutuhan data memang makin besar. Di sisi lain, tampaknya operator lokal juga sedang dilanda dilema, antara mengucurkan investasi yang besar untuk menyediakan jaringan LTE dan apa yang diharapkan untuk mengisi jaringan ini kelak. (ANDRA/FORSEL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

    Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

    Internet
    Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

    Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

    Internet
    Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

    Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

    Hardware
    Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

    Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

    Software
    Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

    Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

    Software
    Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

    Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

    Gadget
    Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

    Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

    e-Business
    Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

    Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

    Software
    Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

    Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

    Internet
    Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

    Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

    e-Business
    Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

    Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

    e-Business
    Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

    Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

    Game
    Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

    Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

    e-Business
    Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

    Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

    Software
    Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

    Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

    e-Business
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com