Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Lahar Dingin

Lahar Dingin Kelud Masih Ancam Warga

Kompas.com - 18/01/2011, 18:01 WIB

KEDIRI, KOMPAS.com — Banjir lahar dingin dari sisa letusan tahun 1990 di Gunung Kelud (1.730 meter di atas permukaan laut) yang terletak di area perkebunan Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, masih mengancam perkampungan warga.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Kediri Ruslan Efendi, Selasa (18/1/2011), mengatakan, ancaman banjir lahar dingin itu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pemerintah daerah akibat tingginya curah hujan.

"Efek limpahan dari Gunung Kelud, salah satunya, adalah banjir karena material pasir di saluran gunung sudah penuh," katanya.

Selain tertutup pasir, saluran sebagai jalur lahar (terowongan) dari gunung yang pernah meletus secara efusif tahun 2007 itu juga tertutup tanah.

Banyak jalur lahar yang oleh warga justru ditanami rumput gajah untuk pakan ternak.

Hal ini sangat berbahaya karena menyebabkan tanah di sekitar sungai labil sehingga bisa terkikis jika debit air tinggi.

Saat ini pihaknya sedang melakukan kajian untuk dapat mengeruk pasir di beberapa jalur lahar. Dengan itu, diharapkan banjir lahar dingin tidak menerjang perkampungan warga, bahkan masuk ke dalam rumah.

Selain itu, pemerintah daerah juga berencana membuat penampungan luapan lahar Gunung Kelud di sebelah timur laut kaki gunung.

Hal itu juga sebagai antisipasi karena penampungan lahar Kelud sudah penuh oleh letusan tahun 1990.

Pelaksana Teknis Kantor Kegiatan Pengendalian Lahar Gunung Kelud Suhartono mengatakan, sedimen di beberapa jalur Gunung Kelud sampai saat ini masih mampu menampung lahar jika terjadi letusan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com