Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indar Atmanto

Presdir IM2: Selalu Melihat Peluang

Kompas.com - 27/04/2011, 15:34 WIB

KOMPAS.com - Bukan hanya keinginannya untuk mempelajari segala sesuatu, memberikan sesuatu (nilai tambah) bahkan menjadi cita-citanya. Sederhana tapi berhasil membawa Indar Atmanto menjadi Presiden Direktur (Presdir) PT Indosat Mega Media (IM2).  "Setiap saya masuk, saya ingin memberikan sesuatu. Itu saja cita-cita saya, mengontribusikan sesuatu, memberi nilai, apapun yang saya punya," sebut Indar, di Jakarta, Selasa ( 26/4/2011 ).

Hal itu telah menjadi dasar pikir yang telah mengiringi langkahnya untuk cukup cepat menjadi asisten manajer di Indosat, hanya dalam waktu 3 tahun sejak diterima pada tahun 1986 sebagai staf biasa.

Dengan bekal pendidikan S1 teknik industri, dan S2 dalam administrasi bisnis (keuangan), juga manajemen telekomunikasi, ia pun berhasil menjalani 12 jabatan profesional, yang di bidang IT dan telekomunikasi. Diawali dengan menjadi General Manager Marketing PT Indosat Tbk ( 1999-2000 ), dan kini menjadi Presdir PT IM2 sejak 2006 .

Selain terus berkontribusi dan memberi nilai tambah, ia pun terus berpikir positif dalam bekerja. "Setiap sesuatu yang kita hadapi itu akan selalu ada peluang-peluang," tuturnya mengenai maksud berpikir positif, yang selalu dilakukannya dalam menghadapi penugasan.

Hal tersebut pun dipraktekkan dalam salah satu penugasan, membuat suatu merit system, yaitu suatu sistem kepegawaian, yang saat itu merupakan suatu terobosan di BUMN, dan harus diselesaikan selama 3 bulan. Hasilnya, pekerjaan yang dilakukan berhasil diterima perusahaan. 

Mengapa dunia telekomunikasi menjadi pilihannya? Ayah dari dua putra ini mengaku, ia melihat peluang dari industri telekomunikasi nasional yang hanya dipegang oleh Telkom dan Indosat saat itu. "Di sini kita lihat di luar negeri sudah terbuka, beri ruang cukup luas untuk kontribusi. Dan itu memang terbukti pada 1996 , yu telekomunikasi yang membuka telekomunikasi yang baru," jelasnya.

Ia pun berpendapat, teknologi akan selalu berkembang. Dan untuk itu, perusahaan harus selalu memperbarui teknologinya, dengan yang lebih murah. "Pilihannya teknologi komunikasi itu kan cepet, dan ini harus juga kita ngambil keputusan," sebutnya menceritakan pengalamannya dalam bidang telekomunikasi.

Oleh karena cita-citanya tersebut, sekalipun baru memimpin IM2 selama 5 tahun, ia berhasil membawa perusahaan ini menjadi penyedia jasa internet dan multimedia yang terkemuka baik di Indonesia maupun dunia.

IM2 pun berhasil menyabet sejumlah penghargaan, diantaranya Top Brand Award selama 5 tahun berturut-turut ( 2006-2011 ) untuk kategori Internet Service Provider (ISP) mobile, The Best Call Center Award dari Care-CCSL, hingga penghargaan Best Broadband Service Product 2010 .

Tidak hanya penghargaan yang diperoleh, IM2 pun berhasil tumbuh sebagai perusahaan sehat dengan tingkat pertumbuhan minimal 20 persen per tahunnya.

Dengan pencapaiannya selama berkarir di bidang telekomunikasi dan teknologi informasi, maka ia pun berhasil menerima penghargaan Piagam Tanda Kehormatan "Satya Lancana Wirakarya" dari Presiden RI. Penghargaan tersebut diterimanya untuk menghargai peran aktifnya dalam merealisasikan peningkatan layanan internet di Indonesia, melalui pengembangan layanan Mobile Broadband sejak 2006 hingga kini.

Penghargaan tersebut sekaligus juga sebagai tanda terima kasih karena telah mengharumkan nama Indonesia dengan penghargaan "The Winner of Most Innovative Broadband Wireless Company" dari World Broadband Alliance. Penghargaan ini diperolehnya, karena IM2 berhasil dalam inovasi produk Broom Unlimited, sebagai produk broadband pertama baik di Indonesia dan dunia. Kontribusi penting IM2 bagi Indonesia, menurut Indar memang dalam hal pengembangan mobile broadcast.

Kuncinya dalam mencapai semua penghargaan tersebut, ia menyebutkan, modalnya sama, yaitu selalu melihat pasti ada peluang-peluang. "Kita pintar-pintar aja melihat peluang-peluang yang ada, dan selalu diterapkan," ungkapnya. 

Selain itu, menurutnya, penting juga untuk mempelajari soft skill, selain pendidikan bergelar yang ia tempuh. Mengingat pelajaran jenis ini tidak akan diajarkan di sekolah. Pengetahuan inilah yang digunakan untuk melihat peluang-peluang. "Itu yang membawa akhirnya saya sampai sekarang di IM2, dan terus berkembang terus," sebut pria yang aktif di sejumlah lembaga, diantaranya seperti anggota Dewan Profesi dan Asosiasi Mastel (Masyarakat Telekomunikasi Indonesia), dan Dewan Penasehat APMI (Asosiasi Penyelenggaran Multimedia Indonesia).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com