Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tour de Singkarak

Mereka Itu Atlet, Bukan Turis!

Kompas.com - 13/06/2011, 19:53 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Tour de Singkarak (TdS) 2011 usai sudah. Ajang balap internasional tersebut melibatkan atlet-atlet asing dari mancanegara. Etape terakhir diperlombakan Minggu, (12/6/2011). Para atlet kembali ke negara masing-masing pada Senin (13/6/2011).

Penyelenggaraan TdS 2011 untuk ketiga kalinya itu perlu berbagai pembenahan. Ajang ini diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, yang menggabungkan olahraga dan pariwisata.

"Tidak masalah jika olahraga digunakan sebagai ajang promosi pariwisata. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengorganisirnya," kata Jean Jacques dari ‎?Amaury Sport Organisation (ASO) kepada Kompas.com, Minggu (12/6/2011).

ASO sengaja diundang oleh pihak Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk menilai TdS agar pihak TdS dapat melakukan perbaikan-perbaikan sesuai standar internasional. Hal ini dilakukan agar kelas TdS bisa naik sebagai ajang balap internasional. ASO juga merupakan penyelenggara dari Tour de France.

Jean mengatakan keunggulan dari TdS adalah lansekap Sumbar yang indah dan menantang. Selain itu, penonton yang memenuhi jalanan dan titik finish juga nilai plus dari TdS. "Orang-orang begitu antusias melihat pertandingan. Tidak semua pertandingan seperti ini," katanya.

Hal yang sama diungkapkan Nana, team manager dari Aisan Racing Team, Jepang. Di Jepang, hanya sedikit yang menonton balap sepeda.

Jean menuturkan terlalu banyak acara seremonial dalam penyelenggaraan TdS yang melibatkan para atlet. Para atlet memang dijadwalkan setelah usai etape kembali ke hotel, lalu dilanjutkan ke acara jamuan makan malam bersama pihak Kembudpar dan pemerintah daerah. Jamuan makan malam biasanya dilakukan di rumah atau kantor dinas walikota atau bupati masing-masing daerah yang menjadi titik finish.

Dalam jamuan makan malam dipentaskan aneka kesenian daerah. Usai jamuan makan malam, atlet kembali ke hotel. Menurut Jean, acara seremonial semacam itu tak perlu melibatkan atlet karena para atlet perlu waktu untuk beristirahat.

"Sebaiknya setelah usai etape, atlet langsung dibawa ke hotel untuk istirahat dan makan malam disediakan di hotel. Jadi tidak bolak balik dari tempat finish lalu hotel, lalu ke tempat makan malam, baru balik lagi ke hotel," jelasnya.

Jean menambahkan perlu dibedakan tujuan atlet yang datang ke Sumatera Barat (Sumbar) adalah untuk bertanding. "Ini pintar-pintarnya panitia menggunakan ajang balap untuk mempromosikan pariwisata, tapi tidak dengan melibatkan atlet dalam setiap hal. Karena mereka datang bukan untuk menjadi turis, tapi untuk bertanding," tuturnya.

Salah satu kendala penyelenggaraan TdS adalah ketersediaan hotel di titik-titik finish. Sebagian besar daerah yang menjadi titik finish memang hanya memiliki hotel melati. Terpaksa, tim-tim pun terpecah. Misalnya saat titik finish di Kota Pariaman, beberapa tim menginap di Kota Pariaman sementara itu tim lainnya menginap di Kota Padang.

Namun, menurut Jean, hal tersebut masih dapat dimaklumi karena kondisi yang memang tidak memungkinkan untuk semua tim dan panitia menginap di lokasi yang sama. Hal lain yang ia perhatikan adalah masalah makanan. Jean melanjutkan, makanan yang disajikan terlalu pedas untuk sebagian besar atlet. Hal tersebut diakui oleh beberapa atlet asal Eropa dan Asia. Salah satunya adalah Chan Jae Jang dari Terengganu Pro-Asia Cycling Team, Malaysia.

"Awalnya saya kaget dengan makanannya. Terlalu pedas. Saya sempat sampai muntah dua kali," katanya.

Walaupun Chan mengakui lama-lama jadi dia pun jadi suka makanan khas Minang. Sebagian besar menu makan siang dan jamuan makan malam yang disediakan merupakan makanan khas Minang.

"Ini hal kecil dan bisa diperbaiki dengan mudah. Di antara daerah yang menyajikan makanan untuk atlet, Sawahlunto yang paling bagus," katanya.

Saat jamuan makan malam, Kota Sawahlunto tetap menyediakan menu khas Minang seperti Sate Padang dan Soto Padang. Namun, di meja prasmanan untuk atlet juga tersedia pasta, salad, serta makanan lain yang familiar di lidah orang asing.

Selain itu, pada dua hari terakhir yaitu tanggal 11 Juni dan 12 Juni 2011, etape yang diperlombakan sampai dibagi dua. Ia menjelaskan satu hari cukup satu etape. Karena, lanjutnya, para atlet sudah terlalu lelah untuk sampai menjalani dua etape. Apalagi dua etape dalam satu hari terjadi pada dua hari berturut-turut.

Hal senada diungkapkan Lex, pebalap dari CCN Colossi, Belanda. "Saat hari-hari pertama kami begitu bersemangat untuk bertanding. Tapi di hari-hari terakhir, pikirannya yang penting sampai garis finish. Harusnya cukup satu etape dalam satu hari. Apalagi hari keenam dua etape dan begitu juga di hari ketujuh. Kami sudah terlalu lelah. Kami datang bukan sebagai turis tapi sebagai atlet," katanya.

Di lain sisi, Jean mengatakan semua kota rata-rata sudah siap. "Karena ukurannya pada saat finish line, kalau banyak penonton bisa dibilang sukses. Intinya dalam pertandingan skala besar seperti ini, pada saat finish line harus ada penonton yang ramai," katanya.

TdS berlangsung 6-12 Juni 2011. TdS 2011 melombakan 7 etape dengan jarak total 739,3 km. Rute yang dilewati penuh dengan obyek wisata khas masing-masing daerah. Selain itu, budaya dan kuliner Sumatera Barat juga diperkenalkan kepada peserta TdS.

Kabupaten dan kota yang terlibat antara lain Pemkot Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kota Sawahlunto, Kabupaten Solok, Kota Solok, Kota Payakumbuh, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Limapuluh Kota.

Ajang ini sudah menjadi agenda resmi tahunan Organisasi Balap Sepeda Dunia (Union Cycliste Internationale) bekerja sama dengan Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), serta pemerintah daerah masing-masing kabupaten dan kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Pakai Starlink, Siapkan Kartu Kredit dan Rp 8 Jutaan untuk Pembayaran Pertama

Mau Pakai Starlink, Siapkan Kartu Kredit dan Rp 8 Jutaan untuk Pembayaran Pertama

e-Business
HP Oppo yang Sanggup Belah Durian Bisa Dibeli di Indonesia, Harga Rp 2 Jutaan

HP Oppo yang Sanggup Belah Durian Bisa Dibeli di Indonesia, Harga Rp 2 Jutaan

Gadget
Selamat Tinggal Twitter.com, X.com Resmi Ambil Alih

Selamat Tinggal Twitter.com, X.com Resmi Ambil Alih

Software
'PUBG Mobile' 3.2 Dirilis, Bawa Mode Baru 'Mecha Fusion'

"PUBG Mobile" 3.2 Dirilis, Bawa Mode Baru "Mecha Fusion"

Game
Bukti Tablet Xiaomi Redmi Pad Pro Segera Masuk Indonesia

Bukti Tablet Xiaomi Redmi Pad Pro Segera Masuk Indonesia

Gadget
Belum Banyak yang Tahu, Logo Apple di iPad Pro 2024 Punya Fungsi 'Tersembunyi'

Belum Banyak yang Tahu, Logo Apple di iPad Pro 2024 Punya Fungsi "Tersembunyi"

Hardware
Game 'GTA 6' Dipastikan Meluncur September-November 2025

Game "GTA 6" Dipastikan Meluncur September-November 2025

Game
Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

Software
Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5'S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5"S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

Gadget
Game PlayStation 'Ghost of Tsushima Director's Cut' Kini Hadir di PC

Game PlayStation "Ghost of Tsushima Director's Cut" Kini Hadir di PC

Game
iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

Gadget
Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

e-Business
Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Internet
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

e-Business
Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com