Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukungan Tak Henti untuk ODHA

Kompas.com - 01/12/2011, 08:20 WIB

Oleh : Dr.Andri,SpKJ *

Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mungkin setiap hari ada yang selalu bertanya-tanya. Sampai kapan kira-kira ilmuwan akan berhasil menemukan obat penangkal virus yang menggerogoti sistem imunitas tubuh manusia itu?

Pertanyaan tidak berhenti sampai di situ saja, namun berlanjut dengan apa yang telah kita lakukan selama ini dalam upaya untuk mencegah virus ini semakin menyebar. Penyakit AIDS atau yang sekarang lebih dikenal secara lengkap dengan HIV/AIDS sejak mulai marak dibicarakan awal tahun 80-an telah mengalami perkembangan yang pesat. Pesat bukan hanya dalam teknologi pengobatannya, namun juga dalam jumlah penderitanya.

Walaupun sejak 10 tahun belakangan ini telah dikampanyekan dengan hebat tentang cara pencegahan penularan virus ini. Namun, tidak dapat dipungkiri, jumlah penderitanya terutama di negara berkembang sangat banyak. Apalagi sekarang hampir semua lapisan masyarakat punya kerentanan terinfeksi virus ini bila tidak berhati- hati. AIDS merupakan isu global yang tidak kunjung lepas dari perhatian.

Berbagai upaya masyarakat dunia telah dilakukan berkenaan dengan hal ini. Dari penggalangan dana untuk para penderita AIDS, penelitian demi mendapatkan terapi yang paling mujarab, sampai edukasi masyarakat tentang bagaimana bentuk penularan infeksi HIV/AIDS.  Semuanya dilakukan dalam upaya untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari infeksi virus ini sendiri.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena penderita HIV-AIDS layaknya sebuah fenomena gunung es. Yang terlihat dan dapat dihitung hanyalah yang di permukaan saja.Angka sebenarnya sampai saat ini tidak ada yang mengetahui pasti.

Pasien HIV-AIDS dan Stigma

Selama ini anggapan kita terhadap penderita HIV/AIDS atau di Indonesia lebih sering disebut ODHA (orang dengan HIV/AIDS) masih dalam lingkup stigmatis. Banyak dari kita menganggap bahwa para ODHA adalah bagian dari masyarakat yang terbuang.

Mereka dianggap layak mendapatkan balasan hukuman atas perilaku mereka sehingga terinfeksi virus HIV. Masyarakat kita menganggap bahwa infeksi HIV disebabkan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan dan pemakaian narkoba dengan jarum suntik yang tidak steril. Orang yang berperilaku demikian sangat pantas mendapat hukuman di dunia ini. Padahal, penderita HIV/AIDS tidak hanya terinfeksi virus ini akibat hal yang disebutkan di atas.

Cara lain seperti transfusi darah dari darah yang mengandung virus HIV dan kecelakaan kerja di rumah sakit atau layanan kesehatan seperti misalnya tertusuk jarum yang terinfeksi HIV juga merupakan cara lain penularan. Belakangan ini, perhatian kita kemudian mulai teralih dengan bertambahnya pasien HIV/AIDS karena tertular dari pasangan hidupnya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com