Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Profil

Nurdiansah, Orang TI yang Gemar Menatap Bintang

Kompas.com - 23/01/2012, 11:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski lulusan Teknologi Informasi peneliti di  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Nurdiansah, sehari-harinya lebih banyak menatap bintang.

Bintang di sini bisa dalam arti sebenarnya, benda angkasa yang memijarkan cahaya, dan dalam arti kiasan. Bintang dalam arti sebenarnya karena Nurdin aktif di Himpunan Astronomi Amatir Jakarta sejak 2001.

Bintang dalam arti kiasan karena ia membina dan membimbing "calon bintang" Indonesia masa depan, yaitu anak-anak muda yang berminat di bidang penelitian ilmiah. Salah satu kebanggaan dirinya, ujar Nurdin, dirasakan saat siswa SMA bimbingannya bisa berkompetisi di tingkat nasional atau internasional.

Tenang, Menghanyutkan

Nama Nurdiansah mungkin kurang dikenal di kalangan pemerhati TI di Indonesia. Namun bagi remaja peminat karya ilmiah di Jakarta, terutama Jakarta Timur dan Bekasi, pria yang akrab dipanggil Nurdin ini cukup dikenal.

Alumni Teknik Informatika Universitas Gunadarma ini secara berkala, Nurdin membina peminat sains dalam pertemuan-pertemuan rutin Klub Sains. Salah satunya yang dilakukan di Planetarium dan Observatorium Jakarta, Taman Ismail Marzuki.  

Nama Nurdin belakangan muncul ketika ia menjadi salah satu mentor dalam kompetisi Do Network Lenovo. Dua sosok mentor lainnya, Budi Putra dan Onno Purbo, agaknya tak perlu banyak perkenalan.

Sosok Nurdin memang cenderung rendah hati dan tidak meledak-ledak. Mungkin cerminan pepatah, "air tenang menghanyutkan". "Saya lebih dikenal sebagai pembimbing dan pembina anak muda yang suka kegiatan ilmiah dan penelitian," ujarnya tenang dalam sebuah pertemuan dengan mentor Do Network.

Minat Riset Siswa

Menurut Nurdin, minat riset anak-anak muda di Indonesia mengagumkan. Kurang lebih 20 persennya punya minat di bidang teknologi informasi.

Ada lima bidang yang menurutnya sangat diminati di kalangan peneliti muda Indonesia: astronomi, robotika, informatika, aeronautika dan oceanografi.

Selain di Do Network-nya Lenovo, pengalamannya sebagai juri sebenarnya cukup beragam. Termasuk, sebagai juri Lomba Karya Ilmiah Remaja tingkat Jakarta Utara dan Jakarta Timur (2009-2011) dan tingkat Regional Jabodetabek (2010-2011).

Nurdiansah juga menjadi asisten Juri di ajang International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) di Bandung, tahun 2008.

Soal Do Network, Nurdin menilai, kompetisi ini berbeda karena memakai media online dan dilakukan serentak di tiga negara, Indonesia, India, dan Rusia, serta berhadiah total 25 ribu dollar AS, yang terbesar untuk sebuah ajang penelitian.

Ia pun yakin, dari ajang ini akan muncul ide-ide segar yang kreatif dan inovatif untuk menjawab berbagai permasalahan bangsa. Menurut dia, proyek yang sukses adalah yang memiliki nilai kreatif dan inovatif dan bermanfaat untuk orang banyak.

"Sebuah project diharapkan berupa aplikasi dari sebuah penelitian yang mempunyai nilai produksi murah dan hasil project tersebut nantinya akan mempunyai harga jual yang murah dengan kualitas terjaga dan bersaing, guna nantinya bisa dibeli/diperoleh oleh segala kalangan," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com