Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Terburuk di Nou Camp

Kompas.com - 26/04/2012, 02:45 WIB

Barcelona, Rabu - Gol Ramires tercipta pada momen yang sangat tepat, di saat 10 pemain Chelsea mulai kehilangan harapan lolos ke final Liga Champions. Gol tandang itu mengobarkan semangat para pemain Chelsea yang sebelumnya diredupkan oleh gol Sergio Busquets dan Andres Iniesta.

Chelsea lolos ke final Liga Champions dengan agregat 3-2 dari Barcelona. ”The Blues” unggul 1-0 di Stamford Bridge dan bermain 2-2 di Nou Camp dalam putaran kedua semifinal Liga Champions, Rabu (25/4). Chelsea akan menghadapi pemenang semifinal antara Real Madrid dan Bayern Muenchen.

Chelsea kembali menurunkan 11 pemain seperti di putaran pertama dan tetap bertahan ketat. Mereka tidak berniat menguasai bola. Senjata mereka adalah serangan balik yang sangat cepat.

Pelatih sementara Chelsea, Roberto Di Matteo, mempertahankan tiga gelandang di depan empat pemain bertahan. Namun, strategi ini sempat berantakan setelah dua bek tengah Chelsea harus meninggalkan lapangan. Gary Cahill cedera lutut di menit ke-12 dan diganti oleh bek sayap Jose Bosingwa.

Petaka benar-benar menghampiri ”The Blues” saat kapten John Terry diusir wasit asal Turki, Cuneyt Cakir, karena dengan sengaja membenturkan lututnya ke sisi belakang lutut Alexis Sanchez di menit ke-37. Tindakan konyol itu terjadi saat bola mati, dua menit setelah Busquets menjebol gawang Chelsea.

Keberuntungan seolah berpihak kepada Barcelona. Gol kedua Barca pun tercipta 13 menit kemudian. Gol Iniesta yang membawa Barca unggul 2-0 itu seperti membuka lebar keran gol Barca.

Titik balik

Chelsea nyaris tidak punya harapan untuk lolos ke final. Barcelona mendikte permainan. Namun, situasi berbalik setelah Ramires mencetak gol pada tambahan waktu menjelang jeda.

Satu-satunya pemain Chelsea yang memiliki kecepatan transisi menyerang ini meneruskan umpan terobosan Frank Lampard. Ramires melesat, menembus pertahanan Barca, dan dengan tenang mencungkil bola melewati kepala Victor Valdes yang maju, meninggalkan gawangnya tidak terjaga.

”Ramires membawa mereka (Chelsea) kembali ke dalam pertandingan,” ujar mantan pemain bertahan tim nasional Inggris, Danny Mills.

Bertahan total

Satu gol tandang sangat krusial bagi Chelsea. Mereka akan terbang ke Muenchen jika mempertahankan agregat gol 2-2. Di Matteo menginstruksikan supaya para pemainnya kembali ke formasi bertahan total 4+5, bukan formasi standar saat bermain dengan 10 pemain, 4-4-1. Formasi 4-4-1 menciptakan area tak terkawal di sisi lebar lapangan.

Dengan pola 4+5, sisi lebar dikawal oleh Didier Drogba yang ditarik ke belakang, persis seperti posisi Samuel Eto'o saat Inter Milan melawan Barcelona di putaran kedua semifinal Liga Champions 2010.

Barcelona masih mampu menciptakan peluang gol. Drogba menjatuhkan Cesc Fabregas, dan Barca mendapat hadiah penalti. Namun, pemain terbaik dunia Lionel Messi gagal menciptakan gol. Bola membentur mistar gawang. Tendangan Messi berikutnya kembali membentur tiang gawang. Messi belum mampu menjebol gawang Chelsea dalam delapan kali pertemuan.

Chelsea memperketat pertahanan. Lampard, Raul Meireles, dan John Obi Mikel tidak meninggalkan posisinya di depan kotak penalti. Di belakang mereka, Bosingwa dan Ivanovic menjalankan tugas sebagai bek tengah dengan disiplin. Mereka meredam Xavi, Iniesta, Messi, dan Sanchez yang berputar-putar mencari celah.

Dalam kebuntuan inilah, peran pemain berpostur tinggi besar seperti Gerard Pique sangat dibutuhkan oleh Barca untuk mendobrak pertahanan ketat. Pique dilarikan ke rumah sakit di menit ke-26 karena cedera setelah ditabrak Valdes. Barca tidak punya pilihan pemain berfisik kuat. Zlatan Ibrahimovic sudah ke AC Milan, bomber David Villa dengan kelihaian tendangan jarak jauh masih cedera.

Pelatih Barcelona Pep Guardiola mengganti Fabregas dan memasukkan pemain bertahan Seydou Keita yang berpostur tinggi untuk menggedor pertahanan Chelsea. Namun, Keita tidak bisa berbuat banyak.

Di saat semua pemain Barcelona menggempur pertahanan ”The Blues”, satu serangan balik sukses diselesaikan oleh Fernando Torres. Pemain berjuluk ”El Nino” ini mengejar bola dari tepi wilayah Chelsea dan bebas dari kawalan. Ia menjebol gawang Barca dengan sedikit manuver untuk menghindari Valdes.

Di final, 19 Mei, Chelsea tidak akan diperkuat oleh empat pemain pilarnya karena larangan bermain, yaitu John Terry, Ivanovic, Meireles, dan Ramires.(Reuters/AFP/BBC/The Guardian/ANG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com