Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Main Game Jadi Kebahagiaan Sebelum Nyawa Berakhir

Kompas.com - 27/05/2012, 06:50 WIB

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang tua, video game adalah racun yang membuat anak mereka malas beraktivitas dan lebih suka menghabiskan waktu di depan layar televisi.

Bagi yang memainkannya, video game adalah jendela menuju dunia imajinasi tanpa batas dengan melibatkan indera penglihatan maupun pendengaran.

Namun, bagi seorang Patrice Anseline, video game adalah kebahagiaan terakhir sebelum nyawanya berakhir.

Patrice adalah ayah tiga anak yang tinggal di negara bagian Victoria, Australia. Berusia 51 tahun, dia harus menghadapi kenyataan bahwa dia divonis dengan kanker prostat dan nyaris mencapai otak sehingga dia tidak lagi bisa meninggalkan ranjang.

Lebih menyesakkan lagi, kondisinya tidak bisa lagi dioperasi alias dia hanya menghitung hari berdasarkan perkiraan dokter yang menanganinya.

Tentu saja Patrice memanfaatkan waktu yang dia miliki dengan sebaik mungkin. Pada siang hari dia bercengkerama dengan keluarganya meski tidak bisa meninggalkan ranjang tempatnya dirawat.

Pada malam hari, Patrice dipanggil dengan nama "Sackmagraph", seorang Blood Elf Dead Knight dengan level 85, sebuah awatara yang terdapat dalam permainan online, World of Warcraft. Dia tergabung dalam guild Dath'Remar Horde's Hydra. Dalam permainan itu, Patrice adalah seorang petarung.

World of Warcraft (WoW) adalah permainan bergenre MMORPG yang menempatkan pemain di sebuah dunia bernama "Azeroth". Dalam permainan tersebut, pemain dari berbagai tempat berkumpul untuk berkumpul, melawan monster, mencari harta karun, dan sebagainya. Hingga bulan Desember 2011, jumlah pengguna World of Warcraft tercatat mencapai 10,2 juta dan mencapai rekor sebagai game MMORPG dengan pemain terbanyak di dunia.

Itulah satu-satunya hiburan Patrice dengan kondisinya saat ini. Meski dia berusaha tegar, tak urung dia kerap teringat pada keluarga yang akan ditinggalkannya. "Yang membuat sedih adalah saya bakal meninggalkan dua anak yang masih kecil. Itu yang membuat saya merasa tersiksa sampai harus menangis," kata Patrice yang dikutip dari artikel NineMSN.

Salah satu anaknya bernama Cedric adalah bocah berusia 11 tahun, berambut keriting, dan mewarisi fitur wajah seperti ayahnya.

Patrice pun menyiapkan video dirinya untuk dikirimkan kepada temannya sesama pemain WoW, sebagai pengingat terakhir akan dirinya. "Saya ingin mereka mengenang saya sebagai orang di balik karakter yang dimainkan," ujarnya.

Kelompok dukungan

Salah kelebihan dalam permainan World of Warcraft adalah fitur sosial. Di luar permainan, pengguna bisa berkumpul dan berdiskusi mengenai berbagai hal. Patrice pun membuat thread berjudul "Players of Wow affected by cancer". Secara sederhana, thread itu berisikan pengalaman pemain yang pernah bersinggungan dengan orang yang didiagnosis dengan kanker.

Hasilnya pun mencengangkan. Di sana, Patrice mendapati bahwa dia tidak sendiri. Ada pemain WoW yang juga bergulat dengan kanker atau ada seseorang yang berharga dalam hidupnya terenggut oleh kanker.

Dalam thread tersebut, para pengguna saling berbagi cerita mengenai perjuangannya dengan kanker, bagaimana mereka memaknai hidup dan hubungannya dengan manusia sekitar. Ada pula pengguna yang saat ini kondisinya segar bugar mengaku terinspirasi dari cerita-cerita tersebut dan berjanji untuk menjaga kesehatannya lebih erat lagi.

Inilah sisi kemanusiaan dari video game yang kerap luput dari perhatian. Di antara ingar bingar kekhawatiran bahwa video game mengajarkan kekerasan, pornografi, dan berbagai hal lainnya, ada segelintir orang yang berupaya untuk saling menguatkan di sana. (eld)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com