London, Rabu
Namun, Departemen Luar Negeri Inggris, Rabu (20/6), mengaku Assange berada di luar jangkauan polisi selama tetap berada di Kedutaan Ekuador. Polisi baru bisa menangkapnya jika keluar dari kedutaan itu.
Permintaan suaka Assange ini menimbulkan masalah diplomatik antara London dan Quito. ”Kami akan mencari cara bekerja sama dengan otoritas Ekuador untuk memecahkan masalah ini,” demikian pernyataan tertulis Deplu Inggris.
Hari Rabu, polisi terlihat berjaga di luar kantor Kedutaan Ekuador yang terletak di sebuah apartemen di distrik Knightsbridge, London, tersebut. Mereka berhadapan dengan sekelompok kecil pendukung Assange yang membawa poster bertuliskan ”Bebaskan Assange”.
Assange (40) sehari sebelumnya berjalan kaki ke Kedutaan Besar Ekuador dan mengajukan suaka politik. Langkah dramatis ini ditempuhnya untuk menghindari ekstradisi ke Swedia, tempat dia dituduh melakukan kejahatan seksual.
Pria kelahiran Australia ini ditahan di London pada Desember 2010 atas permintaan Swedia. Dia lalu dibebaskan dengan jaminan, dan sejak itu berjuang keras menghindari ekstradisi. Menjelang batas waktu ekstradisi berakhir, Assange mengajukan suaka ke Ekuador karena Presiden Ekuador Rafael Correa pernah menyampaikan dukungan atas kasus yang dialaminya.
Pemerintah Ekuador mengatakan, Assange akan ”tetap berada di gedung kedutaan, di bawah perlindungan Pemerintah Ekuador”, saat otoritas di Quito mempertimbangkan kasusnya.
Swedia menginginkan Assange karena diduga melakukan kekerasan seksual terhadap dua perempuan di Swedia tahun 2010. Assange membantah tuduhan itu, dan mengatakan kasusnya dipolitisasi. Dia juga mengklaim ekstradisi ke Swedia adalah usaha untuk membawanya ke Amerika Serikat, yang menuduh Assange membocorkan 250.000 kawat diplomatik Deplu AS lewat situs Wikileaks.