JAKARTA, KOMPAS.com - Zarkasi (13) dan Aura (7) tengah asyik menggoreskan malam mengikuti mal di selembar kain putih di saung berukuran 9 meter persegi milik Sanggar Batik Setapak, Kampung Palbatu, Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2012).
Meski masih bocah, siapa sangka mereka piawai membuat batik layaknya anggota sanggar lainnya yang lebih tua. Sejak dua tahun lalu sanggar ini berdiri, Zarkasi mengaku mulai belajar membatik.
"Mulai belajar membatik dua tahun lalu, gambar pertama ondel-ondel," katanya.
Bagi enam anak di sanggar ini, ketertarikan membatik tumbuh karena membatik dijadikan sebagai wahana bermain. Mereka mengaku bebas berekspresi membuat motif batik apapun yang mereka suka.
Ketua Sanggar Batik Setapak, Ade Imam Santoso menambahkan Sanggar Batik Setapak sebagai wahana belajar dan menumbuhkan kecintaan terhadap batik sejak dini.
Sayangnya Ade mengaku, usaha melestarikan kebudayaan ini belum mendapat perhatian dan dukungan serius dari pemerintah daerah.
Batik Indonesia secara resmi dimasukkan dalam 76 warisan budaya tak benda oleh UNESCO tahun 2009. Hari Batik Nasional ditetapkan tanggal 2 Oktober.
Batik Indonesia dinilai sarat dengan teknik, simbol, dan budaya yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat sejak lahir hingga meninggal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.