Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Misterius dalam Skandal Direktur CIA

Kompas.com - 12/11/2012, 15:44 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com -  Selama beberapa hari, orang yang mengadu ke FBI terkait sejumlah e-mail ancaman dari perempuan selingkuhan Direktur CIA, Jenderal David Petraeus, menjadi sosok misterius. Publik tidak tahu siapa orang itu.

Namun, Minggu (11/11) waktu setempat, sosok tersebut terungkap. Dia adalah Jill Kelley (37 tahun). Perempuan itu berasal dari Tampa, Florida. Ia bekerja sebagai petugas penghubung sosial yang tidak dibayar di markas militer di Tampa dan punya jejak persahabatan lama dengan Petraeus, yang akhirnya mengundurkan diri sebagai direktur CIA pada Jumat pekan lalu gara-gara skandal perselingkuhan itu.

Kelley tinggal di sebuah rumah bernilai 1,3 juta dollar AS bersama suaminya Scott, seorang ahli bedah, dengan tiga anak mereka, yang berusia sembilan, tujuh dan enam tahun. Perempuan itu mengemasi tas-tasnya dan melesat dari rumah mewahnya pada Minggu malam setelah media berita AS menyerbu ke lingkungan kelas atasnya itu.

Kelley mengatakan kepada para agen FBI bahwa Paula Broadwell, penulis biografi berusia 40 tahun yang telah diidentifikasi sebagai mantan selingkuhan bos CIA itu, mengiriminya sejumla e-mail yang menyuruhnya untuk 'mundur' dari Petraeus.

Sebuah album foto online di-posting keluarga itu untuk memperlihatkan sebuah pertemuan dengan Jenderal Petraeus di rumah keluarga tersebut. "Kami dan keluarga kami telah berteman dengan Jenderal Petraeus dan keluarganya selama lebih dari lima tahun. Kami menghormati privasi dia dan keluarganya dan menginginkan hal yang sama untuk kami dan tiga anak kami," kata Kelly dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.

Kelley dan suaminya, Scott, seorang ahli bedah kanker, menolak untuk berbicara dengan media yang berkumpul di luar rumah mereka pada hari Minggu.

Kelley bekerja sebagai penghubung sosial buat Komando Sentral AS, markas militer di Pangkalan Angkatan Udara MacDill di Tampa yang mengawasi operasi di Timur Tengah, termasuk Irak dan Afganistan. Jenderal Petraeus merupakan kepala unit itu- yang disingkat dengan CENTCOM - antara tahun 2008 dan 2010, setelah ia merancang serbuan di Irak dan sebelum Presiden Obama menunjuk dia memimpin serangan di Afghanistan.

Sejumlah sumber mengatakan, Kelley dan suaminya menjadi peserta tetap pertemuan sosial di Komando Sentral itu.

Seorang pejabat mengatakan, negara-negara koalisi yang punya wakil di Komando Sentral memberikan Kelley sebuah sertifikat penghargaan, di situ dia disebut sebagai 'duta kehormatan' koalisi. Namun perempuan itu tidak memiliki status resmi dan tidak dipekerjakan pemerintah AS. Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat tidak mau disebutkan namanya karena ia tidak berwenang membahas kasus itu secara terbuka, mengatakan Kelley lebih suka dirinya disebut sebagai duta dan menghilangkan kata "kehormatan".

Seorang teman Kelley mengatakan kepada ABC News bahwa ia dan Petraeus dekat, tetapi hubungan mereka tidak pernah lebih jauh dari persahabatan.

Rincian perselingkuhan Petraeus dan Broadwell dilaporkan terungkap dalam sebuah penyelidikan FBI tentang sejumlah e-mail yang diduga dikirim Broadwell kepada Kelley. Penyingkapan terbaru skandal itu meningkatkan spekulasi bahwa Broadwell semakin cemburu terhadap seorang pegawai pemerintah yang karena tugasnya tetap berhubungan dengan Petraeus.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada New York Post bahwa e-mail itu mengandung bahasa seperti, "Saya tahu apa yang Anda lakukan, "mundur" dan "menjauh dari cowok saya".  Pejabat itu menambahkan, "(Broadwell) jelas berpikir ada sesuatu yang terjadi' dan berpikir dia berada dalam sebuah cinta segitiga."

Seseorang yang mengetahui baik Kelley dan Petraeus menegaskan persahabatan mereka dan mengatakan Kelley sering bertemu Petraeus.
 
Jenderal bintang empat itu mengakhiri hubungannya dengan Broadwell sebelum perselingkuhan itu diselidiki FBI, kata teman-teman jenderal purnawirawan itu.

Dia mundur dari jabatannya sebagai direktur CIA, Jumat lalu, seraya memohon maaf atas perselingkuhannya. Petraeus mengatakan kepada teman-temannya bahwa ia memulai perselingkuhan dengan Broadwell tak lama setelah dirinya meninggalkan Angkatan Darat untuk memulai tugasnya di CIA, kata ABC News.

Sementara orang-orang yang dekat Broadwell ragu atas apa yang dituduh terhadapnya. David Bixler, seorang prajurit yang cedera yang bertemu Broadwell dalam acara amal tahun 2010, mengatakan kepada ABC, "Saya punya beberapa pertanyaan serius tentang siapa yang menghubungkan titik-titik ini... Paula Broadwell bukanlah tipe itu... Ed Williams, seorang tetangga yang tinggal dua rumah dari rumah keluarga Broadwell di Charlotte, North Carolina, mengatakan kepada Reuters, "Setiap orang terkejut dan kaget." Williams, seorang editor pensiunan, melihat Broadwell dengan dua anaknya saat dia memberikan suara dalam pemilihan presiden AS pekan lalu. Dia mengatakan kepada Reuters bahwa Broadwell tampak ceriwis dan ceria. Para tetangga bekerja menyelenggarakan pesta yang terlambat buat merayakan peluncuran bukunya. "Dia tidak memberikan kesan semua ini terjadi," kata Williams.

Broadwell, yang menikah dan punya dua anak laki-laki, tidak menanggapi beberapa e-mail dan pesan telepon. Dia telah merencanakan untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-40 di Washington pada akhir pekan ini. Banyak wartawan diundang. Suaminya, Scott, mengirim e-mail kepada para tamu tentang pembatalan pesta itu.

Tiga aparat penegak hukum senior AS yang mengetahui kasus itu mengatakan kepada Washington Post bahwa ketika nama Petraeus muncul terkait sejumlah e-mail ancaman itu, FBI berpikir bahwa keamanan telah dilanggar. Para perwira CIA sudah lama menyatakan keprihatinan terkait akses Broadwell yang belum pernah ada presedennya terhadap sang direktur. Perempuan itu sering mengunjungi markas agen mata-mata itu di Langley, Virginia, untuk bertemu Petraeus di kantornya, menemaninya lari pagi di sekitar lapangan CIA dan sering sering menghadiri acara publik sebagai tamunya, kata dua orang mantan pejabat intelijen.

Para penyelidik FBI pertama kali mewawancarai Petraeus tentang apa yang mereka temukan dua minggu lalu dan memberitahukan bahwa tidak ada tuntutan pidana yang akan diajukan dan tidak ada yang berpikir untuk membahas kemungkinan pengunduran dirinya. Namun, menurut Washington Post, setelah sebuah penyelidikan, para petugas Departemen Kehakiman tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, karena tidak ada kejahatan yang terjadi ataupun pelanggaran keamanan.

Mereka lalu menghubungi James Clapper, Direktur Intelijen Nasional dan mengatakan kepadanya bahwa mereka telah mendapat materi tentang Petraeus. Clapper pada gilirannya berbicara kepada Petraeus dan menyarankan dia untuk mengundurkan diri. "Direktur Clapper mengetahui situasi itu dari FBI pada Selasa sore sekitar pukul lima," kata petugas intelijen itu kepada Washington Post. "Dalam percakapan berikutnya dengan Direktur Petraeus, Direkutr Clapper menyarankan Direktur Petraeus untuk mengundurkan diri."

Clapper juga menambahkan, ia tidak melihat perlunya penyelidikan internal oleh CIA. Ia mengatakan kasus itu sebagai masalah yang sangat pribadi, bukan masalah intelijen. "

Pada Rabu malam, Clapper pergi ke Gedung Putih dan pada Kamis pagi Presiden Obama diberitahu. Pada Kamis itu juga, Petraeus datang untuk bertemu Obama dan mengajukan pengunduran dirinya, yang disetujui Jumat.

Washington Post melaporkan, dalam sebuah e-mail ke seorang teman, Petraeus meminta maaf atas tindakannya. "Dia sangat menyesal atas rasa sakit yang telah dia timbulkan buat keluarganya," kata temannya. "Dia juga mencatat betapa dia mencintai pekerjaannya di lembaga tersebut. Ia mengatakan ia benar-benar menikmati tantangan intelektual yang ada di sana. "

Belum ada komentar dari Broadwell sejauh ini. Buku biografinya tentang Petraeus yang berjudul All In: The Education of General David Petraeus ditulis bersama Vernon Loeb, editor Washington Post, dan diterbitkan Januari lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com