Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tak Ada CP Nakal, Perlu Asosiasi Beretika

Kompas.com - 13/12/2012, 19:21 WIB

Aditya Panji/KOMPAS.com Indonesian Mobile & Online Content Provider Association (IMOCA)

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pencurian pulsa yang dilakukan perusahaan penyedia konten (content provider/CP) nakal pada akhir 2011, membuat  industri konten di Indonesia anjlok. Untuk membangkitkannya lagi, CP diharap tidak melakukan kecurangan lagi dan memiliki etika dalam berbisnis.

Indonesian Mobile & Online Content Provider Association (IMOCA), meminta pemerintah memuat aturan dalam Revisi Peraturan Menteri tentang aturan main SMS premium dan konten, bahwa perusahaan CP harus bergabung dalam sebuah asosiasi.

Nah, asosiasi tersebut diharap memiliki kode etik untuk mengontrol anggotanya, dan demi kelangsungan hidup jangka panjang bisnis konten.

"Jika ada CP yang berbuat nakal, maka asosiasi bisa memperingati, memberi sanksi, atau menghukum anggotanya," kata Ferrij Lumoring, Sekretaris Jenderal IMOCA dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (13/12/2012).

Jika di kemudian hari kasus pencurian pulsa terjadi lagi, pihak berwenang dapat menindaklanjuti perusahaan CP yang berbuat nakal, bukan malah menghancurkan industri konten seperti di bulan Oktober 2011, di mana Badan Regulasi Telekomunikasi (BRTI) menghimbau operator seluler menghentikan langganan konten digital di ponsel.

Akibat peristiwa yang dikenal dengan sebutan "Black October" itu, banyak perusahaan CP yang sekarat dan akhirnya mati. Di IMOCA saat ini hanya tersisa 33 anggota dari 56 anggota pada 2011.

Farrij mengatakan, pendapatan perusahaan CP anjlok drastis, hanya tersisa 10%. CP yang hidup adalah mereka yang punya sumber daya lain seperti aplikasi dan game.

Beberapa bulan terakhir mulai naik lagi, namun menurutnya, kenaikan itu tak sampai 50%.

Selain itu, IMOCA juga meminta agar pihak operator seluler membuat sistem atau kebijakan yang memastikan tak ada celah bagi CP untuk berbuat nakal. Jika ada pelanggan yang mengajukan Unreg atas sebuah konten berlangganan, maka operator harus memenuhinya.

"Kalau sistemnya rentan, jangan heran ada CP nakal. Karena selama ini, pelanggan selalu menyalahkan CP," kata Direktur Operasional IMOCA Tjandra Tedja.

IMOCA juga Menolak adanya SMS yang bersifat memaksa atau menjebak berlangganan otomatis.

Secara keseluruhan, IMOCA memandang Rancangan Peraturan Menteri Kominfo (RPM Kominfo) tentang Penyelenggaraan Jasa Penyediaan Konten pada Jaringan Telekomunikasi Bergerak Seluler dan Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel dengan Mobilitas Terbatas, tidak mendukung kelangsungan hidup CP agar lebih baik.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sedang menampung segala saran dan kritik dari masyarakat, pemangku kepentingan, dan pihak asing, untuk RPM tersebut hingga 17 Desember mendatang.

"Selanjutnya BRTI dan Kemenkominfo akan mengevaluasi aspirasi yang masuk akal dan relevan," ujar Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kemkominfo Gatot S Dewa Broto, saat dihubungi KompasTekno.

Kemenkominfo akan mengajak para pemangku kepentingan untuk duduk bersama mencari jalan tengah tentang aturan SMS premiun dan konten digital.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com