Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 23/06/2016, 11:15 WIB
|
EditorReza Wahyudi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli mengaku seharusnya pihaknya melayangkan protes resmi ke regulator telekomunikasi di Indonesia sejak dulu, terkait dominasi operator lain di luar Pulau Jawa, dalam hal ini Telkomsel. Tak hanya Indosat, sejumlah operator lain juga seharusnya melakukan hal yang sama.

Hal itu disampaikan Alex, sapaan akrabnya, dalam pertemuan dengan sejumlah wartawan termasuk Kompas.com, Selasa (21/6/2016) malam di Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Alex mengatakan, "Kami selama ini ngedumel saja tapi nggak nulis (protes resmi), itu kesalahan kami. Mungkin kita selama ini asumsi mereka (regulator) tahu (isu monopoli)".

Protes resmi baru dilayangkan Indosat Ooredoo ke pihak BRTI setelah muncul polemik spanduk promosi yang menyingung Telkomsel. Promosi itu menurut Indosat Ooredoo sengaja dibuat karena dominasi Telkomsel di luar Pulau Jawa begitu kuat, tidak mengizinkan operator lain berkembang.

"Dulu kita diam karena kita pikir bisa fight, tapi market share mereka (Telkomsel) dari 50 persen sampai sekarang jadi 80 persen. Nanti kalau begini terus, tiga tahun ke depan bisa jadi 90 persen. Kalau sudah begitu nggak bisa dibendung lagi mereka jadi 100 persen," terang Alex.

Alex mengaku selama ini bisnis Indosat Ooredoo dan operator seluler lain, seperti XL dan Hutchison Three (3) tidak bisa berkembang di luar Pulau Jawa karena mereka merasa dipersulit saat ingin menggunakan infrastruktur milik PT Telkom, seperti kabel optik untuk menyelenggarakan jaringan. Sementara Telkomsel di sisi lain lebih mudah.

"Treatment juga gak sama, istilahnya mereka (Telkomsel) bayar bulk ke Telkom, dia bisa pakai berapa aja selama dalam cakupan tertentu, jadi tidak per detik atau per menit interkoneksinya," terang Alex.

Indosat Ooredoo berharap mereka juga mendapat perlakuan yang sama dari Telkom. Namun pada akhirnya mereka tidak bisa mendapatkannya. "Saya tahu, XL juga minta tapi nggak dikasih oleh Telkomsel," kata Alex.

Sekarang, dengan munculnya isu dominasi Telkomsel di luar Pulau Jawa, dan sulitnya operator lain untuk mendapatkan perlakuan interkoneksi yang sama, Alex berharap topik ini lebih ditangkap kemudian bisa didengar oleh para pembuat regulasi agar menciptakan kompetisi dan menyediakan pilihan.

"Menurut saya mereka (Telkomsel) big enough untuk bersaing tanpa ada hambatan regulasi," tegas Alex.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke