Pulang kampung dalam rangka mudik lebaran sudah jadi semacam tradisi di Indonesia, rutinitas tahunan paling ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Namun, perjalanannya tak akan selalu menyenangkan, dengan kemacetan dan lama waktu perjalanan yang tak bisa dipastikan.
Dari Jakarta saja, misalnya, ada sekitar 3,6 juta orang berangkat “mudik” pada 2015. Jumlah ini lebih kurang satu per tiga dari total penduduk Jakarta. (Baca: Ahok: Memang Jakarta Ditembok, Harus Melarang Pendatang Masuk?)
Namanya juga tradisi, mau tidak enak tetap harus jalan. Paling penting, persiapan perlu dirancang matang-matang agar perjalanan menjadi lebih menyenangkan atau setidaknya tak terasa terlalu membosankan, dari perbekalan sampai peralatan macam ponsel di tangan.
Persiapan
Jika Anda dan keluarga bepergian dengan transportasi umum, lebih baik siapkan menu buka puasa sendiri. Memang, bisa saja kendaraan yang ditumpangi melipir ke tempat peristirahatan jelang waktu berbuka.
Namun, bagaimana kalau tidak bisa begitu? Jangan sampai Anda sekeluarga malah jatuh sakit di hari besar karena menahan lapar dan haus terlalu lama. Pastikan urusan ini sudah diantisipasi dari sekarang, siapkan saja bekal.
Lain halnya jika Anda memilih membawa kendaraan pribadi. Pemilihan waktu istirahat—termasuk untuk berbuka puasa—lebih fleksibel. Makan dan minuman yang dibawa dapat bervariasi pula, sesuai kesukaan masing-masing anggota keluarga.
Meski begitu, apa pun transportasi yang dipilih, ruang gerak penumpang tetap akan terbatas. Bosan kerap menyergap pula. Sudah badan tak bisa bergerak, pikiran pun mumet karena tak bisa melakukan apa-apa selama berjam-jam.
Dikutip dari situs web Dailymail, musik mempengaruhi sistem saraf otonom. Fungsi saraf ini mengontrol gerakan tak sadar pada tubuh seperti detak jantung, tekanan darah, fungsi otak, dan sistem limbik yang mengatur emosi.
Saat irama lembut didendangkan, tekanan darah dan detak jantung melambat sehingga membantu kita bernapas lebih teratur. Otot tegang di sekitar leher, pundak, perut, dan punggung otomatis berkurang.
“Mendengarkan musik selama lebih kurang 25 menit per hari dalam 10 hari bisa mencegah nyeri punggung dan meningkatkan kualitas tidur,” kata ahli psikologi klinis dari Rumah Sakit Umum Salzburg, Austria, Franz Wendtner, dalam laman tersebut.
Gunanya ponsel di perjalanan
Selain mendengarkan musik, bisa pula Anda isi perjalanan mudik dengan kegiatan lain seperti membaca. Namun, membawa serta buku atau majalah kadang hanya menambah berat bawaan. Anda bisa menyiasati dengan menyimpan bacaan dalam bentuk e-book di smartphone.Lain jika Anda lebih memilih permainan yang memutar otak. Game seperti The Walking Dead: No Man’s Land, Star Wars: Galaxy of Heroes, atau Subterfuge, mungkin akan membuat Anda jatuh hati.
Membaca sudah, bermain game juga sudah. Kegiatan santai di perjalanan mudik selanjutnya adalah menonton. Untuk menikmati film favorit, Anda bisa memasukkan data dalam flash disk dan memanfaatkan USB on the go (OTG) agar film bisa ditonton di layar handphone.
Bagi penggemar sepak bola, momen Ramadhan juga bertepatan dengan Piala Eropa 2016. Tentu, tak boleh ada pertandingan yang terlewatkan sekalipun sedang menempuh perjalanan mudik. Nah, ponsel juga bisa jadi "penyelamat" lagi di sini.
Tenang, jika smartphone sudah dipersenjatai sistem operasi Fira OS seperti pada Polytron Zap 6 Power, Anda tak akan ketinggalan menonton pertandingan penting. (Baca: Polytron Punya Android Hasil Racikan Sendiri, Fira OS).
Sistem operasi berbasis Android Lollipop 5.1 tersebut memiliki ragam fitur, salah satunya FiraTV. Fitur ini memberikan layanan streaming siaran televisi (TV), yang tentu saja menyediakan pilihan untuk menonton Piala Eropa 2016 di mana saja dan kapan saja.
Dengan semua fitur di ponsel yang sudah melayani jaringan 4G itu, mengisi waktu selama arus mudik seharusnya bukan lagi persoalan. Terlebih lagi, harganya pun masuk akal. Selamat mudik!