Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal Satu "Kosan", Tiga Anak Bali Bikin Startup Jarvis Store

Kompas.com - 10/08/2016, 08:57 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Dari angka itu, 10 juta di antaranya sudah siap bermigrasi ke digital. Artinya, jumlah klien Jarvis Store saat ini masih meraup presentasi secuil dari total potensi yang ada.

Restu keluarga

Frianto pun tak merasa ada tantangan berarti dalam mencapai target itu. Asalkan fokus dan menggunakan strategi tepat, ia yakin target yang ia tetapkan sangat mungkin terealisasi.

Sejauh ini, kata dia, tantangan satu-satunya justru datang dari sektor non-teknis, yakni dukungan keluarga. Sebagai anak daerah yang lahir dan tumbuh di lingkungan tradisional, keluarga Frianto belum terlalu paham dengan sistem kerja startup.

"Mereka (keluarga) pikir saya sudah lulus kuliah kok belum dapat kerja," kata Frianto sembari tersenyum.

Bekerja sebagai PNS, kata Frianto, masih menjadi primadona di mata keluarganya. Namun, belakangan pihak keluarga mulai luluh ketika Frianto lolos program Launchpad Accelerator 2 yang diselenggarakan Google.

"Bangga juga mereka waktu tahu Jarvis Store dibimbing Google di Silicon Valley," ia menuturkan.

Pelajaran dari Lembah Silikon

Launchpad Accelerator merupakan program bimbingan startup dari Google yang sudah diselenggarakan dua kali. Pada pertengahan tahun ini, program itu mempertemukan para pengembang terpilih dari Indonesia, Brasil, Meksiko, dan India.

Setelah menghabiskan dua minggu berguru dengan para pakar Google di Lembah Silikon, enam startup dari Indonesia akhirnya pulang ke Tanah Air dengan membawa ilmu baru. Tak selesai sampai di situ, mereka masih akan tetap mendapat bimbingan jarak jauh dari para mentor hingga enam bulan ke depan.

Menurut Frianto, hal paling berharga yang didapat dari Launchpad Accelerator bukanlah pendanaan senilai 50.000 dollar AS (Rp 657 jutaan) dari Google. Pengalaman dan koneksi adalah dua hal yang dia anggap paling bernilai.

"Misalnya kami mau ketemu perusahaan A, di sana mereka (tim Google) akan usahakan agar kami bisa bertemu. Google juga punya tim mentor yang spesifik dan banyak. Kami belajar banyak hal," ia menjelaskan.

Pelajaran yang dipetik bersifat multi sektor, mulai dari manajemen tim, sistem perekrutan, pengembangan bisnis, hingga hal-hal teknis semacam user experience, user interface, dan audience validation.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com