Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Gunakan Sidik Jari Jenazah untuk Buka Smartphone

Kompas.com - 23/04/2018, 17:01 WIB
Yudha Pratomo,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Linus F. Philip seorang warga Florida, Amerika Serikat ditembak mati lantaran berusaha kabur dari kejaran polisi. Philip diduga terlibat dalam peredaran narkoba di kawasan Florida.

Tewasnya Philip tak membuat penyelidikan jejak kejahatannya dihentikan. Namun, polisi menemui jalan buntu.

Pasalnya pihak berwajib harus mengumpulkan barang bukti yang terdapat di ponsel milik Philip. Sayangnya ponsel tersebut dikunci menggunakan teknologi pengaman sidik jari.

Jika aparat memaksa membuka kunci tersebut dan memasukkan kata kunci secara acak, maka ponsel bisa saja menghapus seluruh data serta barang buktu yang tersimpan.

Tak ingin mengambil risiko ini, kepolisian memutuskan untuk mendatangi rumah duka demi mendapat sidik jari dari jenazah Philip.

Beberapa hari kemudian, kepolisian mendatangi rumah duka sambil membawa ponsel milik Philip dan berusaha membuka kunci dengan menempelkan jari jenazah pada sensor sidik jari. Sayangnya upaya tersebut gagal dilakukan.

Aksi kepolisian di Florida ini mengundang cukup banyak perhatian. Seorang profesor dari Rose Stetson University College bahkan mengatakan bahwa tindakan ini bisa melukai mental keluarga yang ditinggalkan dan mengganggu bagi sebagian orang.

Kendati demikian, pakar hukum menyatakan bahwa aksi yang dilakukan polisi ini tetap legal dan tak perlu ada surat pengajuan geledah. Pasalnya ahli hukum menilai bahwa seseorang yang sudah meninggal tidak lagi memiliki hak privasi.

Menurut pihak kepolisian Florida Letnan Randal Chaney sebagaimana dikutip KompasTekno dari PhoneArena, Senin (23/4/2018), metode penyelidikan ini adalah yang pertama kalinya dilakukan kepolisian Florida. Ia pun menilai upaya ini sudah sesuai prosedur hukum yang berlaku di sana.

Baca juga : FBI Akhirnya Ungkap Bagaimana Meretas iPhone Teroris

Kasus ini tentu mengingatkan kembali pada peristiwa penembakan di San Bernardino tahun 2016 lalu. FBI diketahui sangat ingin mengetahui informasi yang ada dalam iPhone 5c milik pelaku.

Namun Apple menolak dengan alasan melindungi privasi penggunanya. Kejadian ini kemudian sempat menimbulkan polemik di kedua belah pihak.

Jumlah pengguna yang menyimpan data pribadi pada perangkat seluler pun sejatinya meningkat di AS. Bahkan pihak berwajib di AS secara gencar melakukan penyelidikan pada perangkat ponsel dalam kasus tertentu.

Dalam beberapa tahun terakhir, kepolisian AS memang cukup sering mengeluhkan sistem keamanan dari para perusahaan teknologi. Kepolisian menganggap bahwa sistem proteksi untuk pengguna ini tidak "ramah" dalam proses penyelidikan. Padahal proses penyelidikan kasus serta tindakan kriminal ini dianggap demi kepentingan masyarakat luas.

Baca juga : Snowden: FBI, Begini Caranya Membobol iPhone

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Game PlayStation 'Ghost of Tsushima Director's Cut' Kini Hadir di PC

Game PlayStation "Ghost of Tsushima Director's Cut" Kini Hadir di PC

Game
iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

Gadget
Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

e-Business
Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Internet
Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

Gadget
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

e-Business
Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Gadget
Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Gadget
5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

e-Business
Epic Games Gratiskan 'Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition', Cuma Seminggu

Epic Games Gratiskan "Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition", Cuma Seminggu

Game
Motorola Rilis Moto X50 Ultra, 'Kembaran' Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Motorola Rilis Moto X50 Ultra, "Kembaran" Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Gadget
Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

e-Business
Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP 'Tahan Banting' Harga Rp 2 Jutaan

Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP "Tahan Banting" Harga Rp 2 Jutaan

Gadget
Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

e-Business
TWS Oppo Enco Air 4 Pro Meluncur, Baterai Awet 44 Jam

TWS Oppo Enco Air 4 Pro Meluncur, Baterai Awet 44 Jam

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com