Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Tutup Proyek Mesin Pencari "Dragonfly"

Kompas.com - 18/12/2018, 13:40 WIB
Yudha Pratomo,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ambisi Google untuk masuk merambah China agaknya akan tertunda. Proyek "Dragonfly", mesin pencari yang dikembangkan untuk pasar China tersebut kabarnya tengah menemui hambatan besar.

Menurut sumber internal, hal ini dikarenakan Google telah menutup salah satu sumber data paling penting yang digunakan untuk mengembangkan proyek Dragonfly.

Pusat data tersebut adalah halaman 265.com yang manfaatkan untuk meneliti perilaku masyarakat China dalam menggunakan mesin pencari.

Situs yang berbasis di Beijing ini adalah layanan direktori web berbahasa Mandarin yang paling sering digunakan di China. Google membeli situs tersebut pada tahun 2008 dari seorang miliarder.

Lewat halaman 265.com ini Google menciptakan sebuah mesin pencari tiruan. Semua pertanyaan yang masuk di halaman ini akan dialihkan ke mesin pencari Baidu.

Dengan mekanisme ini, Google bisa mendapatkan data apa saja yang banyak ditelusuri dalam bahasa Mandarin. Selain itu Google juga bisa mengetahui kata kunci apa saja yang dilarang oleh pemerintah China.

Dikutip KompasTekno dari The Intercept, Selasa (18/12/2018), hal ini menimbulkan terjadinya perselisihan di dalam internal Google. Sebagian menganggap bahwa adanya akses data 265.com ini menjadi sebuah pelanggaran privasi yang berat.

Alhasil karena perselisihan ini Google akhirnya memutuskan untuk menutup 265.com dan tentu saja ini berdampak besar pada proyek Dragonfly yang tengah dikembangkan.

Baca juga: CEO Google Buka Suara soal Dragonfly, Mesin Pencari Khusus China

Sejatinya selama beberapa bulan terakhir, proyek ini sudah mendapat banyak kecaman. Bahkan pihak yang justru melontarkan kecaman keras ada dari internal Google sendiri.

Setidaknya ada lebih dari 400 karyawan yang menandatangani petisi yang menentang proyek tersebut.

Karyawan Google sendiri menentang pengembangan Project Dragonfly lantaran tak setuju dengan keputusan Google untuk tunduk pada kemauan pemerintah China menyensor internet.

Sebagian pihak menganggap Google turut serta mendukung absennya kebebasan informasi. Namun, Google berdalih bahwa pihaknya ingin melayani masyarakat global dengan berbagai syarat dan ketentuannya.

Baca juga: Penutupan Google+ Dipercepat Jadi April 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

Software
Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5'S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5"S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

Gadget
Game PlayStation 'Ghost of Tsushima Director's Cut' Kini Hadir di PC

Game PlayStation "Ghost of Tsushima Director's Cut" Kini Hadir di PC

Game
iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

Gadget
Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

e-Business
Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Internet
Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

Gadget
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

e-Business
Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Gadget
Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Gadget
5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

e-Business
Epic Games Gratiskan 'Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition', Cuma Seminggu

Epic Games Gratiskan "Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition", Cuma Seminggu

Game
Motorola Rilis Moto X50 Ultra, 'Kembaran' Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Motorola Rilis Moto X50 Ultra, "Kembaran" Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Gadget
Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

e-Business
Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP 'Tahan Banting' Harga Rp 2 Jutaan

Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP "Tahan Banting" Harga Rp 2 Jutaan

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com