Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sidiq Permana
Founder and Chief Innovation Officer

Passionate entrepreneur, lead https://nbs.dev, coding for fun, Google Developer Expert in Android, teaching for passion, and traveling for happiness.

kolom

Peran Android dan Masa Depan Ekonomi Digital RI

Kompas.com - 14/06/2023, 08:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

APA yang Anda cari saat membuka mata pada pagi hari? Tak sedikit orang yang menjawab handphone.

Tak heran. Pasalnya, kini ponsel pintar yang dilengkapi dengan ratusan aplikasi populer mulai dari e-commerce, finance, media sosial, hingga ride hailing sulit dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari.

Bak sulap, hanya beberapa kali ‘klik’ semua kebutuhan Anda bisa dipenuhi tanpa harus berpindah tempat.

Tak hanya memudahkan, keberadaan aplikasi ini memberikan efek ganda bagi pertumbuhan ekonomi, baik secara langsung dan tidak langsung.

Bisa kita bayangkan, berapa banyak keluarga yang dinafkahi dari satu aplikasi e-commerce yang menampung ratusan ribu UMKM lokal. Atau, aplikasi ride hailing yang bisa membantu mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.

Semua perputaran uang di ekosistem ekonomi digital ini telah memengaruhi PDB nasional.

Berdasarkan data BPS, ekonomi Indonesia pada 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen, dengan PDB yang telah mencapai Rp 19.588,4 triliun. Angka ini telah melampaui capaian pada 2021 yang tumbuh sebesar 3,7 persen.

Dari sisi ekonomi digital, laporan terbaru SEA eConomy 2022 yang dikeluarkan oleh Temasek, Google, Bain & Company menyebutkan nilai ekonomi digital Indonesia meroket 22 persen year-on-year dari 63 miliar dollar AS pada 2021 menjadi 77 miliar dollar AS pada 2022 dan diprediksi akan menembus 130 miliar dollar AS pada 2025.

Lonjakan tersebut tidak terjadi dalam satu malam saja, melainkan proses yang berkesinambungan sejak awal ekosistem digital ini terbuka dan mampu mengakselerasi ekonomi digital dan digitalisasi di setiap aspek kehidupan masyarakat.

Peran Android dan developer dalam Ekonomi Digital

Akses terhadap ponsel pintar dan penggunaan internet menjadi salah satu katalis positif terhadap digitalisasi.

Internet telah membantu masyarakat di kota besar hingga pedesaan di pelosok Indonesia untuk memenuhi informasi dan kebutuhannya.

Berdasarkan Datareportal, penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 77 persen atau setara dengan 212,3 juta orang pada 2023. Angka ini naik dari 73,7 persen atau 204,7 juta orang pada 2022.

Penetrasi internet ini tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pengguna smartphone di Indonesia yang mencapai 192,1 juta orang pada 2022. Artinya, lebih dari 80 persen pengguna mengakses internet melalui smartphone.

Sementara itu, dari sisi perangkat, Android menjadi pemain utama yang membantu konektivitas dan aksesibilitas internet di Indonesia.

Sejak Android diluncurkan pada 2007, hampir 1300 merek berbeda telah menciptakan lebih dari 24.000 perangkat Android yang berbeda.

Android adalah sistem operasi seluler paling populer di dunia dengan lebih dari 3 miliar perangkat Android aktif.

Kemudahan tersebut membuat para pembuat perangkat bisa menurunkan biaya handphone, sehingga akses masyarakat terhadap ponsel pintar semakin mudah.

Jika dilihat, pada 2023 ini, smartphone berbasis Android bisa dibeli mulai dari Rp 900.000. Akses yang terbilang terjangkau ini bisa mengundang lebih banyak konsumen memasuki ekonomi digital melalui ponsel murah.

Hal tersebut menjadikan Android sebagai satu-satunya ekosistem terbuka yang berdampak besar pada ekonomi digital di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Namun, ada satu peran penting yang tak bisa terlewat, yakni developer atau pengembang.

Pengembang adalah pemain utama untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem digital. Mengapa?

Sistem operasi tak akan berkembang tanpa peran para pengembang. Barisan kode yang mereka tulis berkontribusi langsung pada ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Sayangnya, tidak mudah menghadirkan pengembang di Tanah Air. Jika dibandingkan, kebutuhan dan dan jumlah pengembang yang tersedia di Tanah Air masih belum seimbang.

Industri teknologi masih kesulitan memenuhi para pengembang sesuai dengan kebutuhan.

Ada kesenjangan besar antara kebutuhan industri dan ketersediaan lulusan yang sudah siap dari dunia akademik.

Kesenjangan ini seolah menjadi kisah tak berujung yang tak mampu diselesaikan tanpa keterlibatan pemangku kepentingan.

Lantas, apa yang perlu dilakukan mengatasi kesenjangan ini? Setelah terjun lebih dari satu dekade di dunia pengembang, saya melihat ada tiga poin utama yang bisa memberikan jalan keluar dari kesenjangan ini.

Atasi kesenjangan dengan keterbukaan, kolaborasi, dan perbanyak ketersediaan pengembang.

Pertama, keterbukaan sistem operasi Android. Keterbukaan ini memberikan para pengembang kebebasan berkreasi dan eksperimen dalam memilih alat mana yang tepat digunakan untuk mengembangkan aplikasi mereka.

Dengan Android, kemampuan para pengembang untuk mengembangkan aplikasi mereka yang menggunakan Windows, Mac, atau Linux tak terbatas.

Karakteristik alat pengembangan Android yang terbuka membuat para pengembang bisa semakin luas mengembangkan aplikasi seiring dengan pertumbuhan bisnis juga evolusi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Sejumlah besar alat pengembangan Android lintas platform membantu memastikan bahwa pengembang dapat memberikan nilai tambah dan membuat aplikasi berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan konsumen indonesia.

Kedua, program pengembangan kapasitas pelajar dan mahasiswa. Beberapa program yang saat ini telah berjalan dilakukan oleh Google dan beragam mitra.

Inisiatif yang dijalankan seperti program nasional bernama Bangkit telah konsisten membantu ribuan siswa siap memasuki dunia kerja.

Program lainnya yang juga membantu menyiapkan para calon pengembang terjun langsung dalam industri adalah Google Developer Kejar, Android Kejar, Study Group, developer camp, dan Study Jam.

Program-program tersebut merupakan kerja kolaboratif antara mahasiswa, developer profesional, pendidikan, industri, dan komunitas untuk memecahkan masalah kurangnya para pengembang.

Program kerja kolaboratif ini diharapkan bisa membuat ekonomi digital yang berkelanjutan tumbuh seperti yang diharapkan, yakni menghadirkan lebih banyak pengembang.

Dengan banyaknya pengembang, maka akan semakin banyak pembuat aplikasi dan orang kreatif di industri, sehingga ekonomi digital akan semakin maju dan ikut menyumbang lebih banyak pada ekonomi Tanah Air.

Ketiga, kehadiran komunitas. Tak banyak yang menyadari bahwa komunitas adalah salah satu bagian penting yang mendorong pertumbuhan adopsi setiap teknologi.

Komunitas memainkan peran penting untuk memastikan bahwa pengetahuan dan kompetensi yang relevan bisa menjangkau khalayak yang lebih luas.

Dengan ketersediaan platform dan pengembang, peranan komunitas yang diperlukan untuk membantu ekosistem tumbuh dan berkembang.

Dalam hal ini, Google telah membantu dengan berbagai inisiatif komunitas seperti Google Developer Groups (GDG) dan Google Developer Experts (GDE).

Masa depan pengembang dan Android

Dengan tiga poin di atas, saya melihat kolaborasi untuk menghadirkan para pengembang baru memerlukan peranan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam penyampaian referensi online di Indonesia.

Saya secara pribadi terlibat dalam pengembangan kurikulum akademi lokal untuk Android dalam Bahasa Indonesia.

Pasalnya, saya memahami dan menyadari bahwa hambatan bahasa menjadi salah satu penghalang untuk menghadirkan lebih banyak pengembang.

Sebagian besar dari pengembang semakin sulit memahami dokumentasi resmi, blog, atau bahkan referensi bahasa Inggris lainnya.

Bekerja sama dengan dicoding.com sebagai satu-satunya mitra pelatihan resmi Google, saya dan Dicoding terus mengembangkan materi Android dalam Bahasa Indonesia.

Dengan pengembangan materi dengan Bahasa Indonesia ini, kami bertujuan dapat menjadi batu loncatan bagi setiap pengembang tingkat pemula atau semua orang yang ingin memulai karier menjadi pengembang Android.

Bagaimana hasilnya? Saat ini, ratusan ribu sudah terdaftar di akademi, 91 persen lulusan program Bangkit yang mendapatkan pekerjaan mengatakan bahwa Bangkit telah membantu mereka mendapatkannya.

Namun, saya melihat segala inisiatif ini masih menjadi perjalanan panjang agar bisa berdampak langsung bagi masyarakat luas.

Semua langkah ini membutuhkan kerja kolaboratif bersama pemangku kepentingan. Bersama komunitas dan sistem operasi Android untuk menangkap peluang yang bisa memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat luas dan tentunya bisa membantu ekonomi Indonesia secara langsung.

Barisan kode yang berjalan di platform Android bisa menjadi pembuka jalan untuk kehidupan dan ekonomi yang lebih baik di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Gadget
Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Gadget
5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

e-Business
Epic Games Gratiskan 'Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition', Cuma Seminggu

Epic Games Gratiskan "Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition", Cuma Seminggu

Game
Motorola Rilis Moto X50 Ultra, 'Kembaran' Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Motorola Rilis Moto X50 Ultra, "Kembaran" Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Gadget
Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

e-Business
Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP 'Tahan Banting' Harga Rp 2 Jutaan

Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP "Tahan Banting" Harga Rp 2 Jutaan

Gadget
Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

e-Business
TWS Oppo Enco Air 4 Pro Meluncur, Baterai Awet 44 Jam

TWS Oppo Enco Air 4 Pro Meluncur, Baterai Awet 44 Jam

Gadget
Cara Bikin Konten Reveal di Instagram Stories

Cara Bikin Konten Reveal di Instagram Stories

Software
Hands-on Laptop Huawei MateBook X Pro 2024, Ramping, Ringan, dan Layar 'Upgrade'

Hands-on Laptop Huawei MateBook X Pro 2024, Ramping, Ringan, dan Layar "Upgrade"

Gadget
Paket Internet Starlink, Rp 750.000 hingga Rp 86 Juta per Bulan

Paket Internet Starlink, Rp 750.000 hingga Rp 86 Juta per Bulan

Internet
SteelSeries Rilis Actris Nova 5, Headset dengan 100 'Preset' Game

SteelSeries Rilis Actris Nova 5, Headset dengan 100 "Preset" Game

Gadget
HP Tahan Banting Oppo A60 Rilis di Indonesia Besok, Intip Harganya

HP Tahan Banting Oppo A60 Rilis di Indonesia Besok, Intip Harganya

Gadget
Pengguna iPhone yang Update iOS 17.5 Kaget, Foto yang Lama Dihapus Muncul Lagi

Pengguna iPhone yang Update iOS 17.5 Kaget, Foto yang Lama Dihapus Muncul Lagi

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com