Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meta Luncurkan Model AI Baru, Paham 100 Bahasa dan Bisa Terjemahkan Suara

Kompas.com - 23/08/2023, 12:02 WIB
Caroline Saskia,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan induk Facebook, WhatsApp (WA), dan Instagram (IG), Meta, memperkenalkan model kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI) terbarunya yakni SeamlessM4T.

Model AI tersebut dapat memahami dan menerjemahkan tulisan maupun suara, ke berbagai bahasa. Model AI ini juga dapat mengeluarkan hasil terjemahan atau output dalam bentuk tulisan ke hampir 100 bahasa.

Sementara jika digunakan untuk mengeluarkan hasil terjemahan dalam bentuk lisan, model AI ini bisa menerjemahkan 35 bahasa. Model AI ini diharapkan akan mempermudah komunikasi lintas bahasa secara real-time di masa depan.

“Hari ini, kami memperkenalkan, SeamlessM4T, model penerjemah AI multibahasa all-in-one pertama yang memungkinkan pengguna berkomunikasi melalui ucapan ataupun teks dengan mudah di berbagai bahasa,” jelas Meta dalam blog resminya, Rabu (23/8/2023).

Menurut Meta, SeamlessM4T merupakan singkatan dari Massively Multilingual dan Multimodal Machine Translation. Produk ini disebut sebagai terobosan baru, khususnya untuk industri penerjemahan speech-to-speech dan speech-to-text yang mengandalkan AI.

“Model pertama kami menunjang terjemahan on-demand, yang memungkinkan pengguna berbicara dalam bahasa yang berbeda dan memiliki komunikasi lebih efektif. SeamlessM4T dapat mengetahui sumber bahasa tanpa harus mengidentifikasi model bahasa secara terpisah,” jelas Meta.

Salah satu fitur menarik yang dimiliki model AI ini adalah mampu mengenali dua bahasa yang berbeda dalam satu kalimat. Sebagai gambaran, model AI dapat membedakan bahasa Hindi, Telugu, dan Inggris dalam satu kalimat yang sama.

Proses pelatihan model AI ini dilakukan dengan menyelaraskan sebanyak 443.000 jam pidato beserta teksnya, mengajarkan SeamlessM4T membuat transkrip ucapan ke teks, menerjemahkan teks, menghasilkan kalimat dari teks, dan lainnya.

Mendeteksi kata-kata sensitif

Selama proses pengembangan, pihak peneliti juga membangun sistem untuk mengidentifikasi kata-kata sensitif atau berbahaya.

Baca juga: Hapus Akun Instagram, Pendiri Twitter Deklarasikan “Merdeka dari Meta”

Meta, dalam konteks ini, mendefinisikan “kata-kata sensitif” tadi sebagai sesuatu yang mengandung kebencian, kekerasan, kata-kata kotor, pelecehan, dan lainnya.

Hal ini dilakukan agar model AI tersebut dapat mendeteksi yang tidak diinginkan saat proses penerjemahan berlangsung.

“Kami menyaring toksisitas (bahasa) yang tidak seimbang dalam proses pelatihan data. Apabila input atau output mengandung jumlah toksisitas yang berbeda, kami akan menghapus urutan pelatihan bahasa itu,” ungkap Meta.

Peneliti juga berupaya “membersihkan” kumpulan data yang salah saat menerjemahkan beberapa kata-kata kotor. Supaya hasilnya bisa lebih akurat dan mampu mendeteksi kapanpun SeamlessM4T digunakan.

Meta juga mengeklaim bahwa terdapat bias gender dalam bahasa. SeamlessM4T nantinya juga dapat mengukur bias gender dalam sebuah terjemahan. Misalnya, memeriksa apakah kalimat tersebut menggunakan bentuk/format kata gender, mengatakan kosakata “doctora” dalam bahasa Spanol, dan sebagainya.

Meta mengungkapkan SeamlessM4T akan menghitung berapa banyak terjemahan yang menambahkan kata-kata gender dalam istilah yang tidak khusus dalam bahasa aslinya. Mulai dari otomatis mengasumsikan dokter adalah laki-laki, ketika teks yang ditulis tidak menyebutkan gender.

Masalah perbedaan bahasa

Dengan memperkenalkan model AI ini, Meta tampak serius menanggapi masalah komunikasi lintas bahasa (language barrier)..

Meta sendiri memiliki beberapa model AI yang bisa menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lain. Namun, baru SeamlessM4T yang bisa menerjemahkan dalam bentuk suara ke teks, suara ke suara, teks ke teks, dan teks ke suara.

Menurut Tech Crunch, seperti yang dihimpum oleh KompasTekno, Rabu (23/8/2023), SeamlessMT4 dinilai menjadi salah satu produk “ambisius” yang diluncurkan Meta saat ini. Sebab, produk tersebut menggabungkan kemampuan menerjemah, sekaligus transkrip di dalam satu model.

Baca juga: Inggris Anggarkan Rp 1,9 Triliun untuk Beli Chip AI

Guna mengantisipasi masalah penyalahgunaan data, Meta mengklaim data yang digunakan tidak memiliki hak cipta dan diutamakan berasal dari sumber terbuka (open-source) atau sumber berlisensi.

“Di masa depan, kami ingin mengeksplorasi model dasar (AI) ini dapat melahirkan kemampuan komunikasi baru, yang pada akhirnya membawa kita lebih dekat kepada dunia, yang dapat dipahami oleh setiap orang,” ujar peneliti Meta, Juan Pino.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Game 'GTA 6' Dipastikan Meluncur September-November 2025

Game "GTA 6" Dipastikan Meluncur September-November 2025

Game
Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

Software
Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5'S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5"S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

Gadget
Game PlayStation 'Ghost of Tsushima Director's Cut' Kini Hadir di PC

Game PlayStation "Ghost of Tsushima Director's Cut" Kini Hadir di PC

Game
iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

Gadget
Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

e-Business
Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Internet
Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

Gadget
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

e-Business
Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Gadget
Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Gadget
5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

e-Business
Epic Games Gratiskan 'Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition', Cuma Seminggu

Epic Games Gratiskan "Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition", Cuma Seminggu

Game
Motorola Rilis Moto X50 Ultra, 'Kembaran' Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Motorola Rilis Moto X50 Ultra, "Kembaran" Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Gadget
Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com