Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BlackBerry ibarat Negara Gagal

Kompas.com - 29/08/2013, 16:12 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber BuzzFeed

KOMPAS.com — Masa depan BlackBerry masih dirundung awan kelabu. Pengumuman dipertimbangkannya opsi menjual perusahaan pun tak membantu memperbaiki keadaan. Apakah perusahaan ini akan segera "tamat"?

John Hermann dari BuzzFeed menyebutkan bahwa keadaan pelopor smartphone tersebut kini mirip dengan sebuah "negara gagal" atau failed state, ketika kekacauan terjadi di mana-mana dan tak ada tujuan jelas dalam melangkah ke depan.

Sementara itu, pimpinan perusahan ini di masa krisis, CEO Thorsten Heins, bakal mendapat guyuran uang apabila ditendang ke luar oleh pemilik baru, walaupun dia sendiri sejauh ini boleh dibilang gagal membalikkan peruntungan BlackBerry.

Hal serupa sebelumnya sudah dialami oleh duet pendiri sekaligus CEO terdahulu BlackBerry, Jim Balisillie dan Mike Lazaridis, yang kini termasuk dalam deretan orang-orang terkaya di Kanada.

Ekonomi BlackBerry disebut Hermann telah menunjukkan tanda-tanda ketidakstablian dan tidak adanya kendali. Dia mencontohkan fakta yang terungkap baru-baru ini bahwa sepertiga atau sekitar 45.000 aplikasi yang beredar di BlackBerry App World ternyata dibuat oleh satu pengembang untuk membanjiri toko aplikasi tersebut dengan sebanyak mungkin koleksi program.

Ini, sebutnya lagi, bukanlah tanda-tanda marketplace yang sehat dan teratur. Kini segala macam aplikasi "jadi-jadian" sudah telanjur mencemari BlackBerry App World.

Aplikasi-aplikasi itu semisal "Windows Live Messenger" untuk layanan yang sudah dimatikan oleh Microsoft, "Followgram" yang hanya mampu melihat feed Instagram tapi tak bisa mengepos foto, dan "4G Signal Booster Advanced", sebuah aplikasi berbayar yang klaim di judulnya diragukan.

Hanya segelintir produsen aplikasi besar yang hadir di sini, itu pun tak mencakup semua yang populer. Inilah salah satu gejala lagi menyangkut tanda-tanda negara gagal: ketidakmampuan berinteraksi dengan negara (dalam hal ini produsen hardware/software besar) lain sebagai bagian dari sebuah komunitas internasional.

Hubungan BlackBerry dengan Instagram misalnya, sudah jatuh entah sampai ke mana. Dengan rencana penjualan perusahaan, para pengembang ternama boleh jadi makin kehilangan selera. Buat apa repot-repot membangun untuk platform yang tidak punya masa depan jelas?

BlackBerry tak punya banyak pilihan. Divisi hardware senilai 800 juta dollar AS yang menjadi sumber pemasukan terbesar tak akan dipandang berharga oleh pelaku industri lain yang mungkin membelinya. Layanan BBM pun kabarnya hendak dipisahkan menjadi perusahaan sendiri untuk mendongkrak nilai.

"Negara" BlackBerry masih dipadati "penduduk", sekira 72 juta orang masih tergabung dalam basis pelanggan. Namun, tak lama lagi mungkin mereka harus mencari tempat bernaung yang baru.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Gonjang-Ganjing BlackBerry

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Gadget
Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Gadget
5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

e-Business
Epic Games Gratiskan 'Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition', Cuma Seminggu

Epic Games Gratiskan "Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition", Cuma Seminggu

Game
Motorola Rilis Moto X50 Ultra, 'Kembaran' Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Motorola Rilis Moto X50 Ultra, "Kembaran" Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Gadget
Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

e-Business
Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP 'Tahan Banting' Harga Rp 2 Jutaan

Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP "Tahan Banting" Harga Rp 2 Jutaan

Gadget
Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

e-Business
TWS Oppo Enco Air 4 Pro Meluncur, Baterai Awet 44 Jam

TWS Oppo Enco Air 4 Pro Meluncur, Baterai Awet 44 Jam

Gadget
Cara Bikin Konten Reveal di Instagram Stories

Cara Bikin Konten Reveal di Instagram Stories

Software
Hands-on Laptop Huawei MateBook X Pro 2024, Ramping, Ringan, dan Layar 'Upgrade'

Hands-on Laptop Huawei MateBook X Pro 2024, Ramping, Ringan, dan Layar "Upgrade"

Gadget
Paket Internet Starlink, Rp 750.000 hingga Rp 86 Juta per Bulan

Paket Internet Starlink, Rp 750.000 hingga Rp 86 Juta per Bulan

Internet
SteelSeries Rilis Actris Nova 5, Headset dengan 100 'Preset' Game

SteelSeries Rilis Actris Nova 5, Headset dengan 100 "Preset" Game

Gadget
HP Tahan Banting Oppo A60 Rilis di Indonesia Besok, Intip Harganya

HP Tahan Banting Oppo A60 Rilis di Indonesia Besok, Intip Harganya

Gadget
Pengguna iPhone yang Update iOS 17.5 Kaget, Foto yang Lama Dihapus Muncul Lagi

Pengguna iPhone yang Update iOS 17.5 Kaget, Foto yang Lama Dihapus Muncul Lagi

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com