Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asma Tak Bisa Disembuhkan, Hanya Dikontrol

Kompas.com - 04/05/2009, 14:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Asma bisa mengakibatkan kematian, tapi kerap disepelekan. Jika pun tidak menyebabkan kematian, asma juga tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dikontrol.

"Untuk mengkontrol asma ada obat yang disediakan. Ini berbeda dengan obat asma biasa," kata Ketua Dewan Asma Indonesia (DAI) Prof. dr. Faisal Yunus, Ph.D, SpP(K), FCCP saat jumpa pers Hari Asma Dunia 2009 dengan tema 'Anda Bisa Mengontrol Asma Anda, Bertindak Sekarang!' di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, Senin (4/5).

Ia mengatakan, konsep penanganan asma masih berorientasi pada pengobatan gejala/serangan asma, bukan pada pencegahan agar serangan tersebut dapat ditekan bahkan dihilangkan. Untuk kondisi ini, istilah yang dipakai adalah Kontrol Asma. Penanganan penyakit ini memerlukan waktu yang panjang.

Selanjutnya, Faisal mengatakan bahwa untuk pengontrolan asma telah dilakukan penelitian tahun 1997. Penelitian tersebut soal manfaat penggunaan secara bersamaan obat bronkodilator (pelega napas) dan controller (pengontrolan) inhalasi/ obat hisap pada penderita asma dengan tujuan khusus pada perbaikan klinis dan biaya pengobatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang menggunakan keduanya secara bersamaan ternyata bisa mengurangi serangan asma, kunjungan ke Unit Gawat Darurat akibat asma dan biaya pengobatan.  "Sekalipun demikian, memang obat contoller atau inhalasi itu mahal," kata Faisal. Menurut informasi yang didapat harga obat tersebut berkisar Rp. 250.000.

Pemakaian obat tersebut, jelasnya, tergantung dari derajat asma yang diderita atau tingkat keparahan dari pasien. "Sehari bisa sakali atau dua kali hisap, tergantung derajat asmanya. Dengan pemakaian tersebut satu obat bisa dipakai sebulan," ungkap Faisal. Tingkat terkontrolnya pasien, tambahnya, lamanya juga tergantung derajat asmanya, ada yang 3 bulan/ 6 bulan atau bahkan 1 tahun.

Setelah masa tersebut, masih kata Faisal, pasien akan dilihat apakah obatnya bisa diturunkan dosisnya atau tidak. "Pengobatan ini membuat kualitas hidup penderita asma akan meningkat, jika pengobatannya rutin. Sekalipun pada umumnya mereka seumur hidup mengkonsumsi obat supaya terkontrol tetapi ada juga yang pada akhirnya bebas sama sekali," kata Faisal.

Upaya pengkontrolan asma ini penting dan mendesak untuk dilakukan karena dari data yang disampaikan Faisal, untuk kasus di Asia para penderita asma bisa dikatakan tidak terkontrol. Di Indonesia, 36 persen penderita asma terkontrol sebagian dan 64 persennya tidak terkontrol penuh. Dengan demikian tidak ada yang terkontrol. Kondisi ini mirip dengan yang dialami Thailand, India dan Srilanka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com