Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Open Source untuk Bisnis, Apa Hanya Soal Biaya?

Kompas.com - 24/05/2013, 12:13 WIB

(Alessandro Paeva/sxc.hu)


Oleh: Damien Wong*

KOMPAS.com - Perangkat lunak open source kini ada di mana-mana, dalam teknologi bisnis masa kini. Terkadang, sedemikian dalamnya perangkat lunak ini tertanam sehingga konsumen tidak sadar peranan penting yang dimainkan oleh open source.  

Namun, kian banyak perusahaan yang memilih open source karena fleksibilitas dan nilai yang ditawarkannya. Singkatnya, open source sedang menjalankan apa yang dikandung oleh namanya – membawa keterbukaan dalam bisnis masa kini.

Bisnis dapat meningkatkan fleksibilitas karena cepatnya inovasi yang terjadi dalam komunitas open source, sehingga memungkinkan mereka untuk manfaatkan teknologi baru dengan cepat. Inovasi ini juga didukung oleh penekanan standar industri yang didesain untuk melindungi keterbukaan teknologi tersebut.   

Terbuka juga berarti solusi berdasarkan atas standar industri dan Antarmuka Aplikasi Pemrograman (Application Programming Interface) yang terbuka, memungkinkan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan permintaan di masa mendatang dan untuk beroperasi di lingkungan teknologi informasi yang heterogen.

Pada akhirnya, bisnis yang menggunakan solusi open source aman dari kebutuhan untuk tergantung pada vendor tertentu (vendor lock-in), serta biaya yang dikaitkan dengan ketergantungan itu.

Contoh Kasus Bursa Efek Indonesia

Menggunakan perangkat lunak open source adalah salah satu cara bagi banyak perusahaan untuk meraih keuntungan maksimal.

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan contoh menarik perusahaan yang memerlukan sistem TI yang canggih dengan TCO, biaya total kepemilikan, yang rendah. BEI adalah bursa kelas dunia dengan 440 perusahaan terdaftar dan kapitalisasi pasar sejumlah Rp 3,537 milyar per bulan Desember 2011.

BEI dijalankan dengan sistem Red Hat Enterprise Linux, sebuah platform open source dari Red Hat, provider solusi open source terkemuka.

Ada dua faktor utama yang menjadi pertimbangan BEI untuk pindah ke platform Linux, yaitu: nilai dan fungsi.

Pertama, sistem UNIX yang awalnya mereka gunakan merupakan platform yang tertutup. Mereka terikat pada suplier dalam memenuhi kebutuhan TI mereka, mulai dari perangkat keras dasar hingga aplikasi tingkat atas. Akibatnya, saat perusahaan tumbuh dan merancang rencana bisnis masa depan, perusahaan memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengontrol biaya yang dikeluarkan.  

Pada saat perusahaan perlu membeli lisensi perangkat lunak tambahan, tingginya biaya lisensi melambungkan TCO, sehingga membatasi pengembangan sistem.

Kecepatan proses dan stabilitas merupakan hal yang sangat penting bagi sistem TI bursa efek. BEI telah memiliki platform perangkat keras mereka –server HP berbasis Intel Xeon quad-core—yang membantu mereka membuat keputusan untuk menggunakan solusi platform Linux Red Hat.

Teknologi virtualisasi pada prosesor Intel menyediakan dukungan langsung untuk virtualisasi di tingkat proses, dan server Virtual Machine berbasis Kernel (KVM) yang dijalankan Red Hat Enterprise Linux menawarkan kecepatan sebagaimana yang disyaratkan BEI.

Nilai Tinggi dan Hemat Biaya

Halaman:


Terkini Lainnya

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com